"Kok, setiap kali saya online, dia selalu tiarap?" tulisan itu muncul di status fb seorang kawan
Ada lagi kawan yang menulis di fb demikian "Meskipun ini di dunia maya, tetapi aku bisa merasakan kalau kamu tidak tulus berteman denganku".
Pernah ditanya seorang shabat, apakah aku kenal dan berteman dengan X ( nama seorang penulis perempuan ), kukatakan kalau akukenal nama itu, tetapi tidak berteman, kenapa dengan dia?
"Mosok to, dia di fb kan ramah, penuh tawa, eh setelah aku in box, tidak direspon, malah dia kesal.
Dia bilang tak mau ngobrol lewat in box karena tidak kenal.
Itu baru sedikit saja saya tulis curhat kawan yang menyampaikan pengalaman mereka tentang pertemanan di dunia maya, yang ternyata tak seindah dan seriuh harapan dan khayalan. Asumsi bahwa dunia maya itu sama dengan dunia nyata, bisa jadi meleset, bahkan berkebalikan seratus delapanpuluh derajat, cieee.
Menyapa, berkenalan, berinteraksi lalu menjadi teman yang akarab karena saling memberikan komentar pada status masing-masing ternyata tidak cukup untuk menjadi ukuran sebuah kedekatan. sekali lagi, ini dunia maya.
Itulah jejaring sosial, sebuah dunia tak nyata yang sekarang nyaris menjadi bagian tak terpisahkan dari sebagian besar orang di mana saja.
Jejaring sosial, menurutku unik, unik karena selain bisa berinteraksi dengan beragam bentuk komunikasi dengan kawan yang jumlahnya ribuan, namun tidak semuanya saling mengenal di dunia nyata
Kita bisa menyapa, berkenalan, 'berjabat tangan' dan sebagainya tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Ya, di jejaring, kita bisa saja berinteraksi akrab dengan kawan kita, bersenda gurau riuh rendah melalui simbol-simbol huruf atau gambar,akan tetapi apakah memang demikian senyatanya? bahwa situasi yang ada sama dengan situasi di dunia maya? Kita tidak akan pernah tahu dengan pasti, bagaimanapun satu sama lain terpisah, hanya 'merasa' berhadapan
Kalau yang tampak dipermukaan adalah seperti sebuah ekspresi, ada ekspresi cinta, senang, riang, lucu sampai pada ekspresi sedih, kesal, sakit hati, kemarahan dan laiinya.
Namun apakah itu ekspresi sejati? Bisa iya bisa tidak. Bisa juga memang sedang benar-benar jatuh cinta, sedang bahagia, atau sedang sedihm sedang gundah gulana.
Bisa juga membuat postingan tertawa gembira, tetapi sebenarnya sedang gelisah, membuat postingan senang, tetapi sebenarnya sedang sedih.
Atau sekedar menerakan jempol karena itu etika pertemanan yang tak tertulis, meskipun kadang-kadang kita sedang enggan menerakan jempol, terlebih jika postingan itu tak sesuai dengan prinsip-prinspip yang kita anut.
Atau kita memang menerakan jempol karena apa yang ditulis teman itu patut mendapat jempol?
Itulah uniknya jejaring sosial, kawan yang ada dijejaring tetap tak akan bisa tahu kondisi yang sebenarnya, kecuali pada detik itu ada postingan foto, atau postingan situasi yang tengah adai.Kalau postingan tulisan yang tak menceritakan situasi saat itu, maka tak akan bisa diketahui dengan pasti.
Jejaring menjadi berarti, karena area ini menjadi alat uji bagi kita, sejauhmana kita menulis hal yang memang sebenarnya kita rasakan atau kita fikirkan.
Kenapa menjadi alat uji? karena kita bercanda bersama, tertawa, ngobrol, dengan simbol tulisan dan gambar, akan menjadi ukuran, bahwa kitapun bisa tertawa bersama, dluar jejaring.
Adakah yang mengharuskan? tentu saja tak ada, selain hati kita sendiri yang akan menjadi ukurannya.
Berharap bahwa dunia maya ini sama persis dengan situasi di dunia nyata, tentunya hanya akan membuat kecewa dan bahkan bagi orang-orang tertentu akan menimbulkan sakit hati.
Akan tetapi harapan itu tak salah, karena akan aneh dan lucu ketika di dunia maya begitu akrab, saling melempar gurauan, saling canda, ketika ketemu secara fisik bersikap saling asing, bahkan seolah-olah tak kenal. Cukup ber say hello saja.
Bagi orang-orang yang menumpahkan seluruh perasaan untuk berinteraksi, bagi orang-orang yang terbiasa apa adanya dalam bersikap, maka kesenjangan sikap antara dunia maya dan dunia nyata tentu membuat kecewa, bahkan sedih.
Namun bagi orang yang memang terbiasa easy going, mendapatkan sikap yang berlawanan atau berbeda antara di dunia maya dan di dunia nyata tentu tidak menjadi masalah yang berarti.Lalu, bagaimana baiknya? semuanya kembali kepada diri kita masing-masing, apakah dunia maya atau jejaring ini akan kita posisikan secara berseberangan, ataukah memang dunia maya dan dunia nyata ini bagi kita sama.
Satu hal yang pasti, bahwa semesta ini sangat luas, apa yang ada pada kita hanya setitik saja, jadi buka mata dan buka hati saja selapang-lapangnya.
Ada lagi kawan yang menulis di fb demikian "Meskipun ini di dunia maya, tetapi aku bisa merasakan kalau kamu tidak tulus berteman denganku".
Pernah ditanya seorang shabat, apakah aku kenal dan berteman dengan X ( nama seorang penulis perempuan ), kukatakan kalau akukenal nama itu, tetapi tidak berteman, kenapa dengan dia?
"Mosok to, dia di fb kan ramah, penuh tawa, eh setelah aku in box, tidak direspon, malah dia kesal.
Dia bilang tak mau ngobrol lewat in box karena tidak kenal.
Itu baru sedikit saja saya tulis curhat kawan yang menyampaikan pengalaman mereka tentang pertemanan di dunia maya, yang ternyata tak seindah dan seriuh harapan dan khayalan. Asumsi bahwa dunia maya itu sama dengan dunia nyata, bisa jadi meleset, bahkan berkebalikan seratus delapanpuluh derajat, cieee.
Menyapa, berkenalan, berinteraksi lalu menjadi teman yang akarab karena saling memberikan komentar pada status masing-masing ternyata tidak cukup untuk menjadi ukuran sebuah kedekatan. sekali lagi, ini dunia maya.
Itulah jejaring sosial, sebuah dunia tak nyata yang sekarang nyaris menjadi bagian tak terpisahkan dari sebagian besar orang di mana saja.
Jejaring sosial, menurutku unik, unik karena selain bisa berinteraksi dengan beragam bentuk komunikasi dengan kawan yang jumlahnya ribuan, namun tidak semuanya saling mengenal di dunia nyata
Kita bisa menyapa, berkenalan, 'berjabat tangan' dan sebagainya tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Ya, di jejaring, kita bisa saja berinteraksi akrab dengan kawan kita, bersenda gurau riuh rendah melalui simbol-simbol huruf atau gambar,akan tetapi apakah memang demikian senyatanya? bahwa situasi yang ada sama dengan situasi di dunia maya? Kita tidak akan pernah tahu dengan pasti, bagaimanapun satu sama lain terpisah, hanya 'merasa' berhadapan
Kalau yang tampak dipermukaan adalah seperti sebuah ekspresi, ada ekspresi cinta, senang, riang, lucu sampai pada ekspresi sedih, kesal, sakit hati, kemarahan dan laiinya.
Namun apakah itu ekspresi sejati? Bisa iya bisa tidak. Bisa juga memang sedang benar-benar jatuh cinta, sedang bahagia, atau sedang sedihm sedang gundah gulana.
Bisa juga membuat postingan tertawa gembira, tetapi sebenarnya sedang gelisah, membuat postingan senang, tetapi sebenarnya sedang sedih.
Atau sekedar menerakan jempol karena itu etika pertemanan yang tak tertulis, meskipun kadang-kadang kita sedang enggan menerakan jempol, terlebih jika postingan itu tak sesuai dengan prinsip-prinspip yang kita anut.
Atau kita memang menerakan jempol karena apa yang ditulis teman itu patut mendapat jempol?
Itulah uniknya jejaring sosial, kawan yang ada dijejaring tetap tak akan bisa tahu kondisi yang sebenarnya, kecuali pada detik itu ada postingan foto, atau postingan situasi yang tengah adai.Kalau postingan tulisan yang tak menceritakan situasi saat itu, maka tak akan bisa diketahui dengan pasti.
Jejaring menjadi berarti, karena area ini menjadi alat uji bagi kita, sejauhmana kita menulis hal yang memang sebenarnya kita rasakan atau kita fikirkan.
Kenapa menjadi alat uji? karena kita bercanda bersama, tertawa, ngobrol, dengan simbol tulisan dan gambar, akan menjadi ukuran, bahwa kitapun bisa tertawa bersama, dluar jejaring.
Adakah yang mengharuskan? tentu saja tak ada, selain hati kita sendiri yang akan menjadi ukurannya.
Berharap bahwa dunia maya ini sama persis dengan situasi di dunia nyata, tentunya hanya akan membuat kecewa dan bahkan bagi orang-orang tertentu akan menimbulkan sakit hati.
Akan tetapi harapan itu tak salah, karena akan aneh dan lucu ketika di dunia maya begitu akrab, saling melempar gurauan, saling canda, ketika ketemu secara fisik bersikap saling asing, bahkan seolah-olah tak kenal. Cukup ber say hello saja.
Bagi orang-orang yang menumpahkan seluruh perasaan untuk berinteraksi, bagi orang-orang yang terbiasa apa adanya dalam bersikap, maka kesenjangan sikap antara dunia maya dan dunia nyata tentu membuat kecewa, bahkan sedih.
Namun bagi orang yang memang terbiasa easy going, mendapatkan sikap yang berlawanan atau berbeda antara di dunia maya dan di dunia nyata tentu tidak menjadi masalah yang berarti.Lalu, bagaimana baiknya? semuanya kembali kepada diri kita masing-masing, apakah dunia maya atau jejaring ini akan kita posisikan secara berseberangan, ataukah memang dunia maya dan dunia nyata ini bagi kita sama.
Satu hal yang pasti, bahwa semesta ini sangat luas, apa yang ada pada kita hanya setitik saja, jadi buka mata dan buka hati saja selapang-lapangnya.
Saya justru terhibur dg adanya jejaring sosial mbak. Bergabung dg berbagai grup, menyapa melalui chatting atau berkomentar di jejaring sosial justru membuat saya makin banyak teman. Inilah yang saya cari ketika hati saya terasa sepi. Kadang hidup berpindah2 tidak membuat saya bisa nyaman, karena belum tentu sahabat di dunia nyata welcome terhadap kehadiran saya...tapi semua itu memang kembali kepada pribadi masing2, kita tidak dapat menetapkan bersahabat lewat mana yang lebih baik, dunia maya atau nyata? TFS ya mbak...
BalasHapusYups bener mba Yuni, semua kembali kepada kita masing-masing. hanya karena di dunia maya tidak face to face, tentunya dunia maya bisa menyembunyikan 'diri' kita lebih baik
HapusMakaish ya mba sudah mampir
Tulisannya mak jlebbb jlebb bgt Mak. Patut menjadi bahan renungan. tfs
BalasHapusHay mak Wid, aah, ga pake peso kok, mak jlebb, hehe.
Hapusmaturnuwun ya sudah pinarak. Aku belum sempat BW kayanya malam ini mulai deh
Setuju mak... dunia maya memang terkadang bisa menyembunyikan kondisi sebenarnya.. Karena kita tidak terlalu kenal dg teman2 maya atau merasa perlu berhati2 menggunakan segala medsos sosial itu. Yahhh tapi tetap aja manfaatnya juga ada bagi komunikasi dan informasi yang lebih cepat ya mak..
BalasHapusTulisannya rapi banget, membuat kita merenung. :)
mak Haya Nufus, siip, kita harus pandai-pandai ambil manfaat yaa, agar bisa memberikan kebaikan.
HapusMakasih ya mak, sudah mampir,
Memang dunia maya terkadang tak seindah dunia nyata. Tapi dari status seseorang itu kita jadi tahu karakter orangnya :)
BalasHapusYoi, mba Tatit, sependapat, sedikit banyak, bisa kita menilai dari apa yang ditulis di status ya
Hapusmakasih ya sudah mampir
Dunia maya memang unik, Mbak. Banyak sekali aura yang tersebar di dalamnya, dan kembali terpulang kepada kita untuk membiarkan aura positif atau negatifnya yang menerpa dan kita serap. Saya sepakat jika jejaring sosial, pertemanan di sana tidak boleh sembrono, karena di balik device yang digunakan untuk terhubung, seorang yang di akunnya terlihat sebagai wanita cantik, bisa saja ternyata adalah seorang pria jahat yang sedang mencari mangsa, atau akun yang mengaku sebagai seorang bos, ternyata malah seorang hacker, dan banyak contoh lainnya.
BalasHapusMakanya kita harus selektif dan ekstra hati-hati. Namun, terlepas dari semua itu, saya sependapat dg Mba Sri Wahyuni di atas, bahwa dunia maya, bagi saya adalah sebuah dunia indah, yang menawarkan banyak sekali kebahagiaan, keceriaan, pertemanan, simpatik dan kepedulian. Tergantung bagaimana kita mengakses dan berinteraksi dengannya.
Trims untuk postingan kerennya, Mbak.
Salam kenal ya. :)
mba Alaika, makasih mba sharenya menambah wawasan buat aku. Yups, sebenarnya bagi yang jeli tentunya ini dunia yang indah, ramai dan banyak memberikan kebaikan.
HapusMakasih ya mba, sudah mampir
wow...
BalasHapuskontradiktif sama saya, kenal banyak orang dari dumay :)
eh ya, tapiiiii, saya juga selektif banget milih temen, baik di fb, kompasiana, blogger dsb.
biasanya kalo ada yang minta pertemanan saya cek list mutual friend sama info mereka.
*bukan curhat
mas Choirul, tentu saya sepakat ya, kta ketemu banyak orang di medsos, dengan berbagai karakternya pulak, hehe
HapusIyaa, cek dan re cek ya
makasih sudah mampir ya
Hihihi...jadi inget waktu kita ditinggal berdua di Shelter Busway Ancol ya, bengong-berjam-jam. Sahabat baru yang sudah buat janji malah lebih dulu ke tempat acara tanpa rasa tanpa pesan. Saya juga pernah alami, saat kopdar ada yg hanya memberikan ujung jari tanpa senyum saat salaman, ada juga yang menghindar takut ditegur. Tapi apa mau dikata? Lebih baik menghibur diri sendiri, anggap saja sbetulnya yang bersahabat adalah huruf-huruf kita. Jadi nggak pedih hati. Dan.. kalau ketemu yang ramah bersahabat, itu bonuuus banget!
BalasHapusmba Oty, hehe, itu dia mba
HapusBanyak sekali cerita-cerita kecil, yang muncul dari sana. Tlisan ini ingin mengingatkan saja, bahwa sekalipun pertemanan di dumay, ya alangkah baiknya jika tetap saja dalam kebaikan dan kejujuran ya mba
Makasih, setia berkunjung
kalau aku, mungkin beda antara dunia maya dan nyata ya Mbak. Di dunmay, paling malas balas komen, atau sembarang menerakan jempol. lebih suka ketemu di dunia nyata. sayangnya, akhir-akhir ini sukar cari waktu yang tepat
BalasHapusMba Ren, ketemu di dubia nyata, bagaimanapun lebih seru, lebih dekat dan lebih jelas ya.
HapusIya mba, kapamn-kapan masih banyak waktu, insya Allah bisa ketemuan lagi mba
Suka bgd berselancar di dunia maya mak, sejak aktif ngeblog, keraaa bgd manfaatnya,gk hanya sekedar nambah temen, tp berbagi ilmu, pengalaman, sharingw, dan bagi rejeki (giveaway). Kalau dlu yaaa, gitu2 aja sih.
BalasHapusTfs ya mak
Suka bgd berselancar di dunia maya mak, sejak aktif ngeblog, keraaa bgd manfaatnya,gk hanya sekedar nambah temen, tp berbagi ilmu, pengalaman, sharingw, dan bagi rejeki (giveaway). Kalau dlu yaaa, gitu2 aja sih.
BalasHapusTfs ya mak
mak Inda, iyaa, banyak sekali manfaat yang bisa kita ambil dari dumay mba, banyak kebaikan yang bisa dibagi dari sana mak
HapusMakasih ya mak sudah mampir
bener banget mak.. dunia nyata memang tidak seindah dunia maya..
BalasHapusjejaring sosial sendiri menurut saya adalah satu media luar biasa yang bisa menghubungkan banyak orang. Saya lebih memandangnya dari sisi positif, karena banyak hal positif yang bisa saya dapat dari jejaring sosial ini. Tapi semua itu tentu ada batasan, kembali ke diri kita masing-masing bgmn memfilter orang-orang yang terhubung dengan akun kita. Saya pribadi tipe orang yang oke2 aja mo di ajak share di inbox atau timeline, selagi bahan pembicaraan masih dalam koridor 'aman' versi saya. Kalau kenyamanan saya sudah terusik, mudah saja, saya akan blokir akun mereka.
Nice article mak .. love it
Yups mak Meirida, sebenarnya jejaring sosial ini sungguh luar biasa, terutama kemampuannya mengkoneksikan sekian orang.
HapusSaya sepakat, banyak sekali hal positiv yang bisa kita ambil dan kita bagikan melalui jejaring sosial
Makasih ya mak sudah mampir, salam
Seperti obrolan kita di bis, sebenarnya Ima mengalami seperti yang Ibu tulis cukup sering dan menemukan banyak orang yang "unik" seperti ini. Dulu-dulu rasanya sedih sekali, tapi sekarang saya lebih kalem aja, yang penting terus berkarya. Karena bisa jadi pada dasarnya manusia suka menilai dan terjebak pada visualnya dalam hal ini penilaian fisik ;b
BalasHapusYess, Ima, Mudah-mudahan kita menjadi bagian dari mereka yang bijak mengambil manfaat di dumay ya, juga mereka yang selalu berbagi kebaikan di dumay.
Hapusmakasih ya sudah mampir, salamku