Senin, 22 September 2014

Kiat Melawan Rasa Takut Operasi

Kata operasi, kata yang ditakuti oleh sebagian masyarakat. Operasi adalah sebuah tindakan bedah pada bagian tubuh tertentu untuk tujuan kesehatan, biasanya tindakan operasi diambil sebagai tindakan terakhir, agar penyakit yang dialami seseorang tidak semakin parah.

Berbagai sebab kenapa seseorang takut untuk menjalani operasi, diantaranya takut karena sudah membayangkan badannya disayat pisau, takut tidak bangun lagi, hehe. Atau takut-takut yang lain yang belum tentu beralasan.

Pada satu sisi, ketakutan berhadapan dengan pisau bedah adalah satu hal yang wajar. Namun seharusnya ketakutan itu bisa disingkirkan ketika muncul kesadaran bahwa operasi itu mau tak mau, suka tidak suka harus dijalani.
Ketakutan harus disingkirkan ketika operasi bukan lagi pilihan, tetapi realitas yang harus ditempuh. Apa yang harus dilakukan agar ketakutan itu menyingkir dari hati?

Beberapa hal yang aku lakukan ini mungkin bisa membantu siapapun yang memiliki rasa takut operasi
  • Berdoa jangan berhenti itu yang utama, berdoa terus menerus,  mohon dikaruniai kekuatan mohon dikaruniai kemudahan pada Tuhan Maha Penyayang, maka hati menjadi lebih tenang.
    Karena hati lebih tenang, maka segalanya menjadi terasa mudah
    Aku ingat, doaku setiap malam menjelang operasi, bukan hanya mohon perlindungan, mohon kemudahan. Aku mohon Tuhan memelukku, mendekapku.
  • Kumpulkan keberanian dengan sungguh-sungguh, yaitu dengan membuka kesadaran ,mencari informasi yang lebih banyak mengenai penyakit yang kita derita. Kalau perlu, banyak berdiskusi dengan para medis, sebelum menjalani operasi.
    Aku banyak melakukan diskusi, dan mendapatkan berbagai masukan. Diantaranya apa yang harus dikonsumsi agar pasca operasi, badan tetap sehat dan cepat pulih.
    Waktu itu aku disarankan untuk meminum jus bayam, jus tomat, sekitar seminggu sebelum operasi, agar badan segera fit, selesai operasi
  • Tidak perlu membayangkan meja operasi dan peralatan bedah. Kebanyakan orang takut operasi karena sering menonton tayangan yang menggambarkan pisau bedah dan berbagai alat operasi. Gambaran yang diperoleh lewat layar kaca ( baik televisi maupun video ) sering merasuk ke dalam pikiran sehingga dipercaya dan diyakini. Akhirnya yang menjadi fokus di pikiran adalah pisau bedah, peralatan bedah, darah, dan hal-hal yang buruk lainnya.
  • Bayangkan saja saat sehat, bahwa saat kita sehat, badan segar, kita bisa melakukan kegiatan apa saja yang kita inginkan. Katakan pada diri sendiri bahwa harta yang berharga adalah kesehatan. 
  • Yakinkan diri bahwa operasi hanya sebuah peristiwa kecil yang harus kita jalani dengan suka cita, sama halnya ketika  kita menjalani berbagai peristiwa  lain di kehidupan kita
  • Saat itu, hal yang terbesar dan terpenting adalah kesehatan dan kehidupan kita yang masih panjang.
Memang, pada awalnya membayangkan saja yang namanya operasi aku merasa  gentar, terlebih waktu itu aku sudah tak punya orang tua, belum menikah. Sifatku yang sangat tertutup, tidak ada satu orangpun selain keluarga yang aku beri tahu. Bahkan sahabat-sahabat dekat juga tak ada yang tahu.
Percaya atau tidak, dengan berdoa tiada henti, dan meyakinkan pada diri sendiri bahwa tidak boleh ada ketakutan, maka semuanya menjadi mudah sekali.Sejak di loket pertama, mendaftar, ketemu dokter, memeriksa sakitku, membuat jadwal operasi, sampai mencari ruangan yang sesuai dengan keinginanku, semua sangat mudah.
Karena jika di loket pendaftaran saja mungkin petugasnya tidak ramah -- kadang-kadang kita jumpai petugas layanan masyarakat yang tidak ramah -- suasana hatiku pasti buruk.

Semalam menjelang operasi, aku bisa tidur dengan pulas, tak ada bayangan apapun yang menghantui kantukku.
Detik-detik jelang operasipun, alhamdulillah hatiku sangat tenang, sejak berganti baju operasi sampai masuk ke ruang operasi didampingi dokter-dokter muda, tak ada rasa takut sedikitpun, apalagi saat naik ke meja operasi, dokternya mengajukan sedikit pertanyaan, mungkin untuk megalihkan perhatian agar aku tidak fokus pada operasinya, hehe.

Saat sadar, aku sudah berada di kamar rawat, bersama kakak dan adikku. Akupun tidak mengalami fase setengah sadar yang panjang. Dalam hitungan menit, aku sudah buang angin dan langsung diijinkan untuk minum. Waktu itu dokternya sempat tidak percaya, dikira aku berbohong.

Pada prinsipnya, banyak berdoa dan taklukkan ketakutan yang ada dalam diri, karena itu hanya bayangan diri kita sendiri saja.

Doa akan menjadi kekuatan terbesar, karena dengan doa kita jadi yakin kalau Tuhan Yang Maha Kuasa akan menjaga kita, dan keyakinan itu menjadi energi yang sangat kuat untuk menyingkirkan rasa takut.

5 komentar:

  1. Insya Allah kalau tawakkal diiring doa, otomatis jiwa raga siap ya Mbak...Bener Mbak bilang : Keyakinan menjadi energi yang kuat. :)

    BalasHapus
  2. akhirnya, jadi juga blognya di publish ya. tuh, nulisnya sudah sejak 2013 lalu :)

    BalasHapus
  3. mba Mutia, iya, sangat terasa, kalau hanya DIa yang Kuasa atas segalanya., makasih sudah mampir mba

    BalasHapus
  4. mba Reni, huhuuuy, ini edisi antara yakin dan tidak yakin mba, tetep saja masih butuh pembenahan buaaanyaaak, disana sini
    makasih ya mba sudah mampir

    BalasHapus
  5. Sangat mrmbantu sekali ini kiatnya. Saya termasuk phobia operasi. Takut sama darah. Bisa lemes kalo lihat. Suntik juga saya takut. Hhihi *malah curhat

    BalasHapus