Bicara tentang bullying memang saat ini masih sangat relevan, karena begitu banyak berseliweran di sekitar kita cerita tentang bullying. Kita nggak pengin kan anak-anak kita jadi korban bullying, sekaligus jadi pelaku bullying, karena keduanya nggak ada positifnya.
Perkara bullying dipaparkan oleh ibu Vera Itabilana Hadiwijoyo S.Psi pada acara "Smart Mom, Protect Your Family, Smile".
Sumber gambar: Pinterest
Menurut Ibu Vera, bullying ditandai dengan :
- Menggunakan pengaruh / kekuatan superior untuk mengintimidasi orang lain agar melakukan/ memberikan apa yang dia inginkan.
- Perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja melibatkan kekuatan ayng tidak seimbang, berulang kali atau berpotensi untuk berulang.
Bullying bisa berbagai cara, bisa menggunakan cara verbal dengan melakukan celaan, hinaan, memanggil dengan nama-nama buruk. meremehkan. Tak jarang orang tuapun dengan tak sadar sering melakukan bully terhadap anak, misal membandingkan dengan anak lain yang lebih hebat, meremehkan anaknya dan sebagainya.
Bullying juga banyak dilakukan dengan cara fisik, menendang, memaksa berkelahi kalau tidak mau dikenai kekerasan, di dorong, dan lainnya.
Berbagai sebab, kenapa anak menjadi bulan-bulanan oleh lingkungannya sesama anak dan selalu dibully
- Berbeda secara mencolok dibandingkan dengan kawan lainnya, yaitu menjadi yang 'paling' di kelasnya. Misal paling cantik, paling ganteng, paling populer, pinter, dan sbagainya.
Kenapa anak yang berbeda menjadi korban bully? karena dia dianggap merebut perhatian yang semestinya dimiliki oleh yang lain. menyebabkan rasa dengki bagi sebagian kawan - Anak-anak difabel, atau memiliki cacat fisik, fisik yang kurang sempurna berpotensi menjadi korban bullying.
- Anak yang penyendiri, pemalu dan sulit bergaul juga sering menjadi korban bully.
- Kekurangan dalam segi intelektual dan juga kondisi ekonominya, akan menjadi korban bully juga.
Bullying di sekolah misalnya, baik korban maupun pelaku, sebenarnya membutuhkan empati dari lingkungan terdekatnya, terutama keluarganya, karena keluarga merupakan fondasi yang mampu memberikan kekuatan bagi anaknya.
Maka sebagai orang tua, kita perlu mengenal tanda-tanda seorang anak yang menjadi korban bullyi, pun anak yang berpotensi menjadi pelaku bully. Kita tentu tak ingin anak-anak kiat menjadi korban bully, atau menjadi pelaku bully, atau anak-anak lain di sekitar kita.
Yuk kita lihat, tanda-tanda anak yang jadi korban bully
- Menjadi lebih pemurung, tertutup, mudah tersinggung
- Merasa tidak aman di beberapa tempat tertentu
- Malas membicarakan kegiatan sekolah maupun teman sekolah
- Perubahan pada pola tidur dan pola makan. Bisa mengalami sulit tidur
- Bisa jadi ada barang miliknya yang hilang, rusak tanpa sebab yang jelas.
- Ketakutan membicarakan kejadian sebenarnya
- Mengalami luka fisik
Apa yang bisa dilakukan untuk anak korban bullying?
- Tumbuhkan rasa percaya diri
- Ajak anak berdiskusi dengan memberikan wawasan, bagaimana menghadapi bullying.
- Ajarkan pada anak bagaimana mempertahankan diri.
- Melatih anak dengan berbagai aktifitas agar berani menghadapi perbuatan bullying dari sekitarnya.
Bagaimana mengkondisikan suasana di rumah agar memberi bekal psychologis bagi anak, dan perlindungan dari bullying.
- Penerapan pola asuh
- Manajemen emosi
- Empati
- Penyelesaian konflik
- Sikap asertif.
- Membangun pertemanan
Jika anak adalah pelaku maka inilah yang dilakukan:
- Terapkan disiplin positif di rumah
- Luangkan lebih banyak waktu bersama anak
- Memantau pergaulan anak
- Kenali bakat dan kelebihan anak, lalu kembangkan
- Hargai kemajuan anak, meskipun kecil
- Mengurangi tontonan atau games yang bermuatan kekerasan
- Berikan contoh bagaimana mengendalikan emosi
Orang tua memang dituntut untuk bersikap bijak menghadapi dan mencegah bullying ini, baik anak sebagai korban maupun anak sebagai pelaku.
PR ortu sekarang memang berat banget melindungi anak dari bullying dan mengajarkan anak agar tidak menjadi pembully y mba :)
BalasHapusmakasih infonya mba manfaat banget sesuai dengan kondisi saat ini
Sama-sama mba,makasih udah mampir
Hapus