Jumat, 26 Februari 2016

Karena Membaca Mengajarkan Kearifan

Aku termasuk sangat jarang ikut Give Away, selain kadang-kadang terlambat tahu, juga tema yang kurang aku kuasai. Nah, aku tergelitik dengan tema kenapa saya membaca, iya, pertanyaan yang tampaknya sederhana justru seperti melecutku, melecut ingatanku, tsaaah, apaan sih ini.

Lalu, memang kenapa aku membaca? Pertanyaan yang melempar memoriku ke masa lalu. Saat aku masih kecil, sudah sering melihat ibu dan ayahku  membaca, bahkan ibu sering menemani aku tidur dengan membacakan cerita.

Membaca Adalah Kenangan

Masih terbayang, menggunakan penerangan lampu teplok yaitu lampu dengan  minyak tanah dan sumbu, dan itu hampir setiap malam. Di setiap sudut rumahku, hanya berisi buku, nyaris tidak ada ruangan yang tidak ada bukunya.

Saat aku mulai bisa membaca, kalau aku ingat, aku sangat maruk atau serakah membaca hahaha. Lazimnya waktu itu, jika orang tua bepergian ke luar kota membawa oleh-oleh makanan, pakaian, atau mainan. Tapi, oranguaku, setiap kali pulang bepergian, membongkar oleh-oleh dari dalam kantong kain, selalu isinya komik, hehehe.

Nah, disinilah aku maruk, buku akan aku pilih yang bagus, kuambil, kusembunyikan. Sebelum aku selesai membaca, kakak dan adikku  tak kuijinkan membacanya, hehehe. Curang ya. Sejak itu, aku dan kakak serta adikku memiliki hobi membaca, karena ibaratnya sejak bayi sudah dikenalkan pada kebiasaan membaca.

Sehingga, kami kakak beradik, biasa mengisi waktu dengan membaca, bahkan terkadang belajar malam tergesa-gesa demi untuk membaca komik yang belum dibaca, hehehe.

Dahulu, bacaan anak ya komik HC Andersen, komik jagoan fiktif, komik wayang, buku-buku legenda, dongeng, mitos dan sebagainya. Majalah anak-anak dan remaja juga sudah ada, namun karena kami hidup di desa, masih jarang bisa kami temukan.

Saat ayahku masih hidup, menjelang aku lulus SMA, beliau mengatakan :"Tugas kami hanya membuat kalian mempunyai hobi membaca,setelah itu kamu sendiri yang harus mengambangkan kualitas bacaanmu".

Jadi, sampai saat ini, jika ditanya kenapa aku membaca? karena dengan membaca, aku memuasi rasa rinduku pada almarhum kedua orang tuaku, dengan membaca aku membasahi hatiku dengan kenangan bersama mereka. 

Mau tahu nggak, kata-kata yang meluncur dari ibuku, saat beliau membaca Rider Digest edisi bahasa Belanda?. Karena waktu itu hanya beliau yang paham bahasa Belanda, maka setiap baca selalu mengatakan.
"Hmmm..., seperti menyelam ke lautan, sayang tak ada yang bisa kuajak.", hehehe.

Kalimat ibuku itulah yang selalu terngiang dan terkenang, jadi, membaca adalah lautan ilmu, yang harus aku selami, sampai ke dalamnya, untuk melihat betapa kayanya kehidupan lautan.

Mungkin aneh ya, kalau ditanya kenapa aku membaca, jawabannya adalah untuk memanggil kenangan. tetapi benar, aku membaca kadang hanya ingin menghangati rasaku. Dengan membaca, ingin merasakan kembali betapa riangnya hati ini saat membongkar oleh-oleh buku cerita. Meskipun sesudahnya akan menangis karena rindu, hehehe.

Hasil gambar untuk gambar taman baca pesisir

Membaca Menjadi Obsesi

Mungkin karena sejak bayi hingga dewasa selalu dilingkungi bacaan, maka aku sangat suka membaca, dan karena masa kecil itu pula aku menjadi terobsesi, bahwa orang sebaiknya mau membaca, orang sebaiknya suka membaca, dan aku selalu kagum pada orang yang hobi membaca, terlebih sekarang sekarang ini, kebanyakan orang suka menikmati produk audio visual.

Aku selalu terobsesi pada segala sesuatu yang berhubungan dengan membaca, dan bagi aku, membaca itu membaca produk cetak, bukan produk digital. Konvensional ya? mungkin iya, itu pemikiran konvensional, namun aku melihat dan merasakan bahwa ada bedanya antara membaca produk cetak dan membaca produk digital.

Bacaan cetak, memberi kita kesempatan untuk mencerna apa yang kita baca lebih dalam, lebih detail, lebih banyak.
Itulah yang membuat aku terobsesi dengan membaca. kadang-kadang geli juga, ketika sering memberi saran pada anak-anak muda untuk rajin membaca, hehehe. karena kesannya, saya ini jadul banget. Tapi aku tak peduli, di berbagai kesempatan aku sering memberi saran pada siapa saja untuk suka  membaca dan membaca.

Begitu terobsesinya aku sama membaca, beberapa tahun silam bersama kawan-kawan, mencoba mendirikan sebuah taman bacaan, dengan segala keterbatasan kami. Buku yang ada di rumahku, kuberikan ke taman bacaan itu, kusisakan beberapa majalah dan buku.

Kubayangkan, rasa riang gembira anak-anak saat membaca, tentu sama dengan rasa gembira yang dulu kurasakan saat dioleh-olehi buku oleh ayahku. Jadi, mebagi buku bukan hanya memberi pengetahuan, lebih dari itu, membagi buku juga mengalirkan kebahagiaan, di dalam hati anak-anak itu.

Aku pernah berkirim surat ke beberapa media cetak nasional, meminta para pembaca menyumbangkan buku-buku pelajaran yang sudah tidak digunakan, buku bacaan untuk anak-anak, karena waktu itu aku berniat menumbuhkan minat baca di desaku.

Kenapa aku membaca? karena aku suka membaca. Kenapa aku suka  membaca, karena dengan membaca aku tahu berbagai hal. Sehingga kalau aku terobsesi dengan aktifitas membaca, karena menurutku, orang yang banyak membaca, akan banyak pengetahuan, otomatis akan pandai.
 http://i0.wp.com/www.adelinatampubolon.com/wp-content/uploads/2016/02/5d1fb0ac-3b5e-4838-a452-733b7e76ed09.jpg

Karena Membaca Menambah Wawasan

Karena dengan membaca aku tahu banyak sekali, sekaligus dengan membaca jadi sadar kalau aku ini belum tau apa-apa,  hehehe. Maksutnya, dengan membaca memang menjadi tambah pengetahuan, di sisi lain, dengan membaca jadi menyadari bahwa pengetahuan itu begitu luasnya, dan baru sedikit yang sudah aku tahu.

Dengan membaca merasa semakin membuka mata dan akalku, dengan membaca aku bisa menembus ruang dan waktu, cieee, hehehe.

Membaca bikin aku jadi melek pengetahuan, jadi tahu tentang berbagai hal yang sedang terjadi di masyarakat. Baik itu masalah sosial, budaya, politik dan sebagainya. Dengan membaca aku tidak akan mendapat julukan ketinggalan jaman, hehehe.

Membaca Untuk Melepas Lelah

Kenapa aku membaca? Salah satu alasan aku membaca adalah untuk melepas penat. Sungguh, dengan membaca aku bisa melepas lelah, sejenak melupakan rutinitas, benar-benar relaks, sekaligus mengisi otakku dengan hal-hal baru. 

Duduk dengan posisi punggung bersandar, mencari lokasi yang tenang, membaca buku, nyaris menjadi ritual harian, meskipun waktunya tidak bisa ditentukan. Melepas semua rutinitas yang melelahkan, membaca akan memulihkan kembali energi yang letih karena rutinitas.

Biasanya setelah membaca, perasaan dan fikiran menjadi lebih segar, lebih tenang, dan sudah siap untuk melakukan pekerjaan selanjutnya. Bahkan terkadang, membaca bisa membantu melepas tekanan lho, bisa tekanan perasaan, fikiran, tekanan pekerjaan.

Jadi, melepas lelahnya diisi dengan aktifitas yang bermanfaat, yaitu membaca, hehehe. Bukan dengan refreshing yang tak jelas kegiatan maupun waktunya.

Menambah Kosa Kata

Kenapa aku membaca? Karena aku sejak remaja sering menulis. Untuk menulis, membutuhkan inspirasi dan juga kekayaan wawasan, termasuk didalamnya kekayaan kosa kata. Maka dengan membaca aku mendapatkan banyak tambahan kosa kata.

Bayangkan saja, betapa sangat membosankannya, ketika kita membaca, ternyata didalamnya banyak sekali kata atau kalimat yang diulang-ulang, hehehe. Mungkin baru mulai membaca awal alinea sudah jenuh dan bosa, karena tidak menemukan apa-apa.

Kaya kosa kata menjadi kebutuhan setiap orang yang suka nulis, akupun merasa, kesukaanku menulis juga berawal dari kesukaanku membaca sejak kecil.

Memperkaya Imajinasi

Aku suka membaca, karena membaca membuat otak kita liar berimajinasi kemana-mana, lalu menjelma jadi khayalan, itu sensasi yang menyenagkan dari kegiatan membaca saat remaja.
Setelah dewasa dan tua, sama saja, membaca untuk memancing, mengembangkan, dan meliarkan imajinasi.

Bedanya sekarang, aku membaca untuk memancing imajinasi, yang menjelma jadi inspirasi untuk menulis, ya aku senang membaca karena aku senang menulis.

Sungguh, tidak hanya sekali dua kali saja, bahwa disaat membaca, dan pikiran kita mengolah pesan bacaan, meliarkan imajinasi, sering muncul inspirasi yang memudahkan aku untuk menulis. membaca menjadi semacam stimulus, yang menghasilkan respon menulis.

Sampai saat ini, di setiap kota yang kusinggahi aku akan mencari perpustakaan, entah perpustakaan milik negara, atau perpustakaan yang dikelola lembaga swasta bahkan perpustakaan yang dikelola personal.

Membaca Adalah Pencerahan

Jujur saja, semakin sering membaca, perasaan menjadi lebih peka, lebih sensitif. Tidak merasa paling pandai, tidak merasa paling benar, tidak merasa bisa menghakimi orang lain lagi. Hobi membaca benar-benar mampu membuat aku ingin merendahkan hati terus.

Dengan membaca, pikiran dan hatiku jadi lebih terbuka dan terkendali lagi, tidak tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu. Memikirkan secara mendalam terlebih dahulu sebalum bicara, sebelum menulis, dan sebelum bertindak. Membaca, membawa dampak positif, diantaranya aku jadi lebih mudah memahami orang lain.

Aku membaca, karena aku ingin belajar, dan aku mendapatkan banyak pelajaran berharga dengan membaca. Dengan membaca, aku jadi bisa memiliki empati  yang lebih, kepada sesama. Dengan membaca aku jadi lebih memahami perbedaan dalam segala aspek. Mulai dari perbedaan status sosial, ekonomi, beda suku, beda agama, beda ras.

Kalau aku pernah merasa menjadi orang yang  benar, orang yang  pandai, orang yang baik, selain aku itu tidak benar, tidak pandai, dan tidak baik, maka dengan membaca pandangan itu menjadi gugur. Dengan membaca menjadi semakin tahu bahwa diluar sana, yang benar, yang baik, dan yang pandai itu relatif dan tak berbatas.

Kenapa aku membaca? karena dari membaca aku mendapatkan pembelajaran dan bisa merenungi nilai-nilai luhur kehidupan, seperti sopan santun, menghargai orang lain, kasih sayang pada sesama, tenggang rasa, toleransi dan sebagainya.  Bahasa kerennya, membaca mengajarkan kearifan

27 komentar:

  1. Banyak bangat yach manfaat membaca. Dan untungnya dari kecil kebiasaan membaca sudah dimulai dan dipupuk terus menerus.

    Dan kalimat dari ibu itu bagus bangat yach "seperti menyelam ke lautan, sayang tak ada yang bisa kuajak."

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, kebiasaan baca sejak kecil sangat positif

      Hapus
  2. Membaca itu emang pentig..tapi penyakit utamanya adalah mmlas

    BalasHapus
  3. Jadi inget dulu saya juga tidak bisa tidur kalau tidak baca majalah BOBO dulu yang dibeli diujung gang, sampai sekarang kebiasaan itu masih tetap berlangsung, meski bacaannya beda.

    BalasHapus
  4. Alhamdulillaahh,merasa blessing bgt dianugerahi kesukaan pada buku. bner bgt klo membaca itu adalah lautan ilmu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, rasanya haus memang kalau lama nggak baca buku

      Hapus
  5. Sangat bersyukur bisa membaca dan memanfaatkan kebisaan tersebut ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener, bersyukur, karena nikmatnya membaca

      Hapus
  6. dari membaca banyak hal yg bisa di dapatkan ya mbak

    BalasHapus
  7. membaca untuk relaks kalau aku Mbak, aku suka membaca yang santai terlebih dahulu baru kemudian yang berat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaa, aku juga ppilih waktu mba. Kapan baca santai, kapan baca yang ciyus, hehe

      Hapus
  8. makasih diingetin mba, udah jarang baca buku sekrang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, aku juga sekarang tak sesering dahulu lagi

      Hapus
  9. Karena 'MEMBACA' adalah wahyu pertama yang Rasul terima :)
    Artikelnya inspiratif sekali, mengingatkan saya untuk kembali membuka buku lagi. Terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mba, udah mampir, membaca memang luas manfaatnya

      Hapus
  10. Saya juga senang membaca mbak, sekarang lagi semangat nularin ke anak-anak saya :)

    BalasHapus
  11. Yes.. alhamduliilah sy jg mrasakan byk skli manfaat dri membaca, skrg ini lg bljr rutin membaca sesudah bangun trd.. itu fresh bgt, jdi maskin asik :)

    BalasHapus
  12. Haha...bener banget kata kata itu,mbak! Seperti menyelam ke tempat indah, tapi nggak ada yang bisa diajak! Saya berharap tetap banyak orang baca dg pegang buku, meski baca online sdh bisa.

    BalasHapus
  13. karena itu membaca
    http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com

    BalasHapus
  14. memang banyak benar ya manfaatnya ...

    BalasHapus
  15. Membacalah jika kamu ingin mengenal dunia, menulislah jika kamu ingin dikenal dunia..asiik *sumbernya lupa :)

    BalasHapus
  16. Setuju sekali, semoga pendidikan di usia SD juga banyak diajarkan, bahkan di buatkan kurikulum kejurnalistikan :)

    BalasHapus