Senin, 30 Mei 2016

Persahabatan itu Unik

Apa artinya seorang teman bagimu? bedakah dia dengan yang disebut kawan? sahabat? atau sama sajakah antara ketiga sebutan itu?, lalu apa uniknya sahabat?

Teman, cenderung sebagai seseorang yang kita kenal, dia bisa teman sekantor, teman se komplek, teman sekolah, teman main waktu kecil dan sebagainya. Teman, biasanya memang hanya sebatas orang yang kita kenal, tanpa ada kedekatan perasaan.

Sedangkan kawan, cenderung memiliki kedekatan yang lebih dibandingkan dengan teman, kehilangan seorang kawan biasanya akan terasa. Sementara untuk teman, dia datang dan pergi nyaris setiap saat dari sisi kita. Jika teman yang datang silih berganti, datang dan eprgi kita tak 6erasa, maka kehilangan kawan akan kita rasakan.

Karena, biasanya kita suka melakukan kegiatan bareng sama kawan, jalan bareng, makan bareng, belanja bareng dan sebagainya. Maka, jika karena satu dan lain hal kawan kita 'menghilang' dari sisi kita, tentu kita kehilangan.

Di lingkaran kita, ada kawan-kawan yang bisa bermetamorfose jadi sahabat, ada yang tetap saja menjadi kawan. Sahabat, biasanya jumlahnya tidak banyak, karena hanya ornag-orang tertentu saja yang bisa saling menjadi sahabat.

Bisa dibilang, bahwa kawan yang kemudian menjadi sahabat, biasanya sudah mengalami berbagai kisah suka dan duka bersama, dalam berbagai pengalaman bersama. Inilah kenapa pershabatan tidak putus direntang ruang san waktu.

Sekalipun dipisahkan jarak yang sangat panjang, dipisah oleh waktu yang lama, persahabatan cenderung abadi, sejak mulai menjadi sahabat, hingga hari tua.

Sahabat mungkin tidak selalu berada di dekat kita di setiap waktu, namun dia akan selalu kita ingat ketika kita sedang suka ataupun duka.

Sahabat, tidak berarti selalu mengiyakan apa yang menjadi keinginan sahabatnya, tetapi bisa mendengar dengan benar, memberikan masukan yang jujur, meskipun terasa tak nyaman.

Sahabat akan selalu memberikan dukungan demi kebahagiaan sahabatnya, sekalipun dukungan itu bertentangan dengan hatinya sendiri. Itulah uniknya sahabat.

Sahabat hanya akan mendengarkan keluhan, dan bukan akan menasehati, kecuali memang diminta untuk memberikan saran.

Aku pernah diminta pendapat seorang sahabat tentang sebuah perceraian, setalah dia bercerita panjang lebar tentang kehidupannya.

Aku hanya mengatakan, jika dialah yang akan menjalani kehidupan itu, aku tidak akan melarangnya, sekaligus aku juga tak akan menyuruhnya bercerai. namun apapun yang dilakukannya aku support penuh.

Sahabat adalah tempat kita bisa bercerita apapun masalah kita tanpa kita merasa digurui, tanpa kita merasa dikecilkan, dan tidak akan menghakimi kita.

Sahabat adalah orang yang kepadanya kita bisa berdebat apa saja, berbeda apa saja, bahkan mungkin perbedaannya ibarat  antara barat dan timur, namun, tak membuat persahabatan itu aus. Itulah uniknya sahabat.

 
 Gambar dari pixabay

 

 
 

Solusi dari sahabat

Interaksiku dengan sahabat dinamis, kadang berbeda pendapat, kadang selisih paham, tapi semua perbedaan itu tak membuat persahabatan lalu menjadi aus, itulah uniknya sahabat.

Aslinya aku orangnya introvert dan sering mengalhkan masalah pada aktifitas rutin, yang ada, masalah nggak selesai, dan rutinitasnya terasa membosankan karena hanya untuk pelarian, hehehe.

Beberapa hari lalu, kuputuskan untuk ketemu seorang yang sudah kuanggap sahabat. Kenapa kuanggap? karena aku mengenalnya belum lama, baru pada kisaran tiga atau empat tahunlah. Namun beberapa kali  aku percayakan padanya untuk ngobrol yang serius.

Aku ketemu dia, kali  ini untuk sharing soal problem kehidupan, yeaaay, tentang nafkah, hehehe, yang berkaitan dengan materi, begitu.

Ternyata aku tidak keliru, ngobrol kami memang kesana kemari, ngalor ngidul dan tidak fokus, tapi tak terasa masalahpun terurai.

Masalah terurai tidak berarti sahabatku memberi sejumlah materi buatku, tidak, bukan itu. Jika masalah yang kuhadapi kebetulan berhubungan dengan nafkah, maka diskusi dengan sahabat, lebih membuka hati dan fikiran semakin lapang, lebih lapang dibanding berfikir sendirian.

Terbukanya hati dan pikiran secara sendirian dan bersama sahabat memang beda. Membukanya kesadaran akan sesuatu hal ketika sendirian, mungkin hanya akan berhenti samapi kesadaran saja.

Namun, kesadaran yang terbuka bersama dengan hadirnya sahabat, ada step yang dilakukan, ada keberanian melakukan eksekusi, keberanian mengambil keputusan, begitu.

Bahkan kemarin itu, aku dan sahabatku langsung melangkah mengeksekusi satu masalah, membuat rencana yang akan dieksekusi pekan ini, dan sebuah rencana jangka panjang, semoga.

Itulah kenapa aku masih percaya kalau yang namanya sahabat itu sungguh penting buat kita, karena, dengan adanya sahabat hidup menjadi lebih hangat.

Sahabat itu unik, karena bersamanya terasa menyemaikan kembali harapan-harapan yang sempat bersemi, seperti membuka cakrawala yang mungkin hampir meredup, seperti memandang sinar mentari di pagi hari.

Sahabat itu unik, karena tak selalu bersama, terkadang berselisih pandangan, tapi selalu saling menyemangati, saling mendukung satu sama lain. Kepada sahabat kita tak malu menceritakan hal-hal yang bila kita ceritakan pada orang lain, kita malu

Tulisan ini untuk sahabat yang belum lama kutemui di kota hujan, terimakasih sahabat, Tuhan mengirimkanmu untuk aku.

5 komentar:

  1. memang ya mb klo sahabat cerita masalahnya, kadang kita memposisikan diri jadi pendengar aja karena dia yang jalanin sendiri kehidupannya jadi apapun keputusannya biar sahabat kita itulah yang putuskan

    BalasHapus
  2. pokoknya bagi saya sahabat itu orang yg selalu ada dikala sy sedang sedih maupun senang..org yg selalu mengingatkan dan org yg selalu mengajak kpd kebaikan..itulah sahabat menurutku :)

    BalasHapus
  3. Kalau kata Promoedya Ananta Toer “Sahabat dalam kesulitan adalah sahabat dalam segala-galanya. Jangan sepelekan persahabatan. Kehebatannya lebih besar daripada panasnya permusuhan.” Kata-kata ini sampai sekarang benar-benar membekas di aku.

    BalasHapus
  4. dan aku senang sekali berada di lingkaran persahabatan denganmu mbak *hug :)

    BalasHapus