Assalamu'alaikum, apa kabar? selalu semangat kan, juga buat kalian yang puasa, pasti puasa dengan bahagia.
Pernah terpikir nggak? kemana rumah makan atau hotel membawa sisa makanan yang tidak habis? atau pesta yang juga menyisakan makanan? Sebagian besar hotel dan rumah makan melarang karyawan membawa sisa makanan dan makanan justru dibuang dari pada dibawakan pada karyawan.
Sementara, di tempat lain banyak perut-perut yang sakit karena kekurangan pangan, bukankah itu situasi yang ironis? ada yang kelebihan tetapi peraturan tidak mengijinkan membagi makanan, ada yang kelaparan karena kurang makan.
Tepat pada tanggal 2 Mei 2019 yang biasa diperingati sebagai hari Pendidikan nasional, Foodbank Of Indonesia menjalin kesepakatan kerjasama dengan PT YWaste Maju Teknologi. Apa tujuan kerjasama itu? adalah untuk memerangi kelaparan di Indonesia, terutama yang dialami oleh anak-anak sekolah, karena ketika berangkat sekolah dalam keadaan lapar maka bisa dipastikan si anak sulit berpikir.
Kebayang kan, jika perut lapar bagaimana konsentrasi kita buat mikir, pasti susah, bahkan bukan hanya susah mikir, tapi menimbulkan faktor ikutan juga, seperti rasa lemas, lesu, gelisah, bahkan jika terus menerus akan menimbulkan anemia.
Penelitian yang dilakukan oleh Global Hunger Index ( GHI ), menunjukkan bahwa skore indeks kelaparan Indonesia ada di angka 22%, dalam kategori skala serius. Selain itu hasil penelitian tahun 2016 dari Organisasi Pangan Dunia ( FAO ) memperkirakan sejumlah 19.4 juta penduduk Indonesia masih mengalami kelaparan.
Bahkan observasi yang dilakukan oleh Foodbank Of Indonesia ( FOI ) menunjukkan bahwa angka kelaparan di sekolah setingkat PAUD di wilayah Jakarta dan Banten menunjukkan angka 40-50%.
Persoalan yang menyangkut anak-anak sekolah adalah persoalan generasi penerus bangsa, dan apa yang terjadi sekarang akan berakibat pada situasi dan kondisi di masa yang akan datang.
Karena itulah, Foodbank Of Indonesia berkolaborasi dengan YWaste berkolaborasi untuk membantu menyediakan ketersediaan pangan untuk keluarga yang membutuhkan.
Namun di sisi lain juga ada temuan yang dikutip oleh he Global Foodbanking Network ( GFN ) yang menunjukkan bahwa ada 1.3 juta ton makanan jadi terbuang percuma setiap tahun.
Indonesia bahkan termasuk sabagai salah satu dari lima besar di dunia dengan jumlah sampah makanan yang terbuang percuma.
Nah, maka kolaborasi antara FOI dan yWaste Indonesia adalah untuk melakukan penggalangan makanan berlebih dari hotel, restoran dan kafe, dengan memanfaatakn teknologi berbasis aplikasi.
Aplikasi ini merupakan aplikasi donor makanan yang pertama di Indonesia, sehingga ada harapan agar menjadi salah satu solusi untuk mengatasi persoalan kelaparan di sekolah.
Aplikasi ini nantinya akan menjadi sarana penghubung antara para pemberi donor makanan berlebih dengan mereka yang mendapatkan makanan tersebut. Di satu sisi ada mereka yang berlebihan makanan, di sisi lain ada yang kekurangan makanan, dua pihak itulah yang dipertemukan melalui aplikasi YWaste Indonesia.
Disampaikan oleh Ian Price, Founder Waste Australia bahwa aplikasi ini sudah berjalan dengan baik di Australia, dia berharap dapat menjadi aplikasi solusi di Indonesia.
Di Australia, YWaste telah memimpin pasar dalam menyalurkan kelebihan produksi makanan di tingkat ritel. Caranya, dengan membantu pedagang makanan mengurangi jumlah makanan yang mungkin terbuang setiap hari, karena tidak terjual.
Dengan aplikasi ini, diharapkan akan mengurangi makanan terbuang hingga 40% dan membantu dunia usaha bidang makanan agar lebih bijak mengelola left over food ( makanan berlebih dengan kemungkinan terbuang ) dengan membantu orang yang membutuhkan makanan.
Kenapa memilih FOI sebagai mitra? Hal ini tak lepas dari pengalaman FOI sebagai sebuah bank manakan yang telah beroperasi selama lebih dari 4 tahun, dengan 500 lebih relawan di 17 titik wilayah operasi.
Bahkan menurut bapak Hendro Utomo, pendiri Foodbank Of Indonesia ( FOI ) yang berdiri 21 Mei 2015 ini, pada kurun waktu sepanjang tahun 2018 telah mendsitribusikan sekitar 350 ton makanan kering, dan 6.000 makanan pada mereka yang membutuhkan di sekitar 27 daerah di Indonesia.
Pak Hendro juga menegaskan bahwa upaya untuk meraih keadilan pangan bagi pihak yang membutuhkan, terutama anak-anak memerlukan kerjasama berbagai pihak, mulai dari pemerintah, lembaga masyarakat, pelaku usaha, akademisi dan media.
Direncanakan, kerjasama ini akan diawali dengan membantu FOI dalam program Mentari Bangsaku, yaitu sebuah program yang bertujuan untuk mengurangi angka kelaparan di sekolah.
Tetapi ada kemungkinan akan diperluas untuk program lain seperti Dapur Pangan dan RED ( Response to Emergency and Disarter ) FOI demikian dijelaskan bapak Hendro.
Sementara, Esti Puji Lestari President Director YWaste Indonesia menyampaikan bahwa aplikasi ini mempercepat mendapatkan donor makanan, memudahkan pendataan makanan yang akan disumbangkan, data tentang jadwal pengambilan donasi makanan dan mempermudah FOI untuk menyalurkan makanan ke berbagai titik operasi.
Kolaborasi antara FOI dan YWaste Indonesia ini akan menjadi salah satu bentuk nyata mendorong kontribusi dunia usaha untuk turut serta membuka gerakan akses pangan yang lebih adil.
Aplikasi YWaste Indonesia menjadi salah satu solusi praktis untuk mewujudkan keadilan pangan bagi yang membutuhkan.
Pernah terpikir nggak? kemana rumah makan atau hotel membawa sisa makanan yang tidak habis? atau pesta yang juga menyisakan makanan? Sebagian besar hotel dan rumah makan melarang karyawan membawa sisa makanan dan makanan justru dibuang dari pada dibawakan pada karyawan.
Sementara, di tempat lain banyak perut-perut yang sakit karena kekurangan pangan, bukankah itu situasi yang ironis? ada yang kelebihan tetapi peraturan tidak mengijinkan membagi makanan, ada yang kelaparan karena kurang makan.
Bapak M Hendro Utomo, Ibu Esti Puji Lestari, Mr Ian Price
Tepat pada tanggal 2 Mei 2019 yang biasa diperingati sebagai hari Pendidikan nasional, Foodbank Of Indonesia menjalin kesepakatan kerjasama dengan PT YWaste Maju Teknologi. Apa tujuan kerjasama itu? adalah untuk memerangi kelaparan di Indonesia, terutama yang dialami oleh anak-anak sekolah, karena ketika berangkat sekolah dalam keadaan lapar maka bisa dipastikan si anak sulit berpikir.
Kebayang kan, jika perut lapar bagaimana konsentrasi kita buat mikir, pasti susah, bahkan bukan hanya susah mikir, tapi menimbulkan faktor ikutan juga, seperti rasa lemas, lesu, gelisah, bahkan jika terus menerus akan menimbulkan anemia.
Penelitian yang dilakukan oleh Global Hunger Index ( GHI ), menunjukkan bahwa skore indeks kelaparan Indonesia ada di angka 22%, dalam kategori skala serius. Selain itu hasil penelitian tahun 2016 dari Organisasi Pangan Dunia ( FAO ) memperkirakan sejumlah 19.4 juta penduduk Indonesia masih mengalami kelaparan.
Bahkan observasi yang dilakukan oleh Foodbank Of Indonesia ( FOI ) menunjukkan bahwa angka kelaparan di sekolah setingkat PAUD di wilayah Jakarta dan Banten menunjukkan angka 40-50%.
Persoalan yang menyangkut anak-anak sekolah adalah persoalan generasi penerus bangsa, dan apa yang terjadi sekarang akan berakibat pada situasi dan kondisi di masa yang akan datang.
Karena itulah, Foodbank Of Indonesia berkolaborasi dengan YWaste berkolaborasi untuk membantu menyediakan ketersediaan pangan untuk keluarga yang membutuhkan.
Aplikasi YWaste Indonesia
Namun di sisi lain juga ada temuan yang dikutip oleh he Global Foodbanking Network ( GFN ) yang menunjukkan bahwa ada 1.3 juta ton makanan jadi terbuang percuma setiap tahun.
Indonesia bahkan termasuk sabagai salah satu dari lima besar di dunia dengan jumlah sampah makanan yang terbuang percuma.
Nah, maka kolaborasi antara FOI dan yWaste Indonesia adalah untuk melakukan penggalangan makanan berlebih dari hotel, restoran dan kafe, dengan memanfaatakn teknologi berbasis aplikasi.
Aplikasi ini merupakan aplikasi donor makanan yang pertama di Indonesia, sehingga ada harapan agar menjadi salah satu solusi untuk mengatasi persoalan kelaparan di sekolah.
Aplikasi ini nantinya akan menjadi sarana penghubung antara para pemberi donor makanan berlebih dengan mereka yang mendapatkan makanan tersebut. Di satu sisi ada mereka yang berlebihan makanan, di sisi lain ada yang kekurangan makanan, dua pihak itulah yang dipertemukan melalui aplikasi YWaste Indonesia.
Disampaikan oleh Ian Price, Founder Waste Australia bahwa aplikasi ini sudah berjalan dengan baik di Australia, dia berharap dapat menjadi aplikasi solusi di Indonesia.
Di Australia, YWaste telah memimpin pasar dalam menyalurkan kelebihan produksi makanan di tingkat ritel. Caranya, dengan membantu pedagang makanan mengurangi jumlah makanan yang mungkin terbuang setiap hari, karena tidak terjual.
Dengan aplikasi ini, diharapkan akan mengurangi makanan terbuang hingga 40% dan membantu dunia usaha bidang makanan agar lebih bijak mengelola left over food ( makanan berlebih dengan kemungkinan terbuang ) dengan membantu orang yang membutuhkan makanan.
Kenapa memilih FOI sebagai mitra? Hal ini tak lepas dari pengalaman FOI sebagai sebuah bank manakan yang telah beroperasi selama lebih dari 4 tahun, dengan 500 lebih relawan di 17 titik wilayah operasi.
Bahkan menurut bapak Hendro Utomo, pendiri Foodbank Of Indonesia ( FOI ) yang berdiri 21 Mei 2015 ini, pada kurun waktu sepanjang tahun 2018 telah mendsitribusikan sekitar 350 ton makanan kering, dan 6.000 makanan pada mereka yang membutuhkan di sekitar 27 daerah di Indonesia.
Pak Hendro juga menegaskan bahwa upaya untuk meraih keadilan pangan bagi pihak yang membutuhkan, terutama anak-anak memerlukan kerjasama berbagai pihak, mulai dari pemerintah, lembaga masyarakat, pelaku usaha, akademisi dan media.
Tetapi ada kemungkinan akan diperluas untuk program lain seperti Dapur Pangan dan RED ( Response to Emergency and Disarter ) FOI demikian dijelaskan bapak Hendro.
Sementara, Esti Puji Lestari President Director YWaste Indonesia menyampaikan bahwa aplikasi ini mempercepat mendapatkan donor makanan, memudahkan pendataan makanan yang akan disumbangkan, data tentang jadwal pengambilan donasi makanan dan mempermudah FOI untuk menyalurkan makanan ke berbagai titik operasi.
Kolaborasi antara FOI dan YWaste Indonesia ini akan menjadi salah satu bentuk nyata mendorong kontribusi dunia usaha untuk turut serta membuka gerakan akses pangan yang lebih adil.
Aplikasi YWaste Indonesia menjadi salah satu solusi praktis untuk mewujudkan keadilan pangan bagi yang membutuhkan.
Program nya asyik banget ya mikirin sampai ke gizi anak-anak dan ada aplikasi nya juga beneran niat nih semoga aja langgeng dan makin jaya ya aktivitas positive ini harus banget didukung
BalasHapusProgram yang bagus banget. Jadi bisa mengurangi makanan terbuang sia-sia kalau begini
BalasHapusIndahnya berbagi
BalasHapusDengan cara cpapun dan dan bagaipun bjla sdh tersirat ingin berbagi segera lakukan. Semoga banyak dukunganuntuk FOI ini. Saluut.
Saya jadi penasaran..tentunya untuk 'sisa' makanan yg didistribusikan ini ada kriteria tertentu ya.. atau sembarang sisa, dalam arti termasuk makanan sisa dari piring2 pelanggan Resti?
BalasHapusSuka kepikiran makanan di hotel yang berlebihan dikemanakan. Apa lagi, makanan model buffet yang pasti dibuat sengaja berlebih. Semoga banyak yang memanfaatkan aplikasi ini.
BalasHapusKeren banget nih programnya, harus diberikan dukungan. Kadang kita suka gak sadar akan food waste, padahal banyak banget yang masih membutuhkan yah mbak.
BalasHapusKelaparan bukanlah kekurangan tapi masalah retribusi yang tidak tepat, wah bener juga ini. Sedari dini saya mengajarkan anak-anak untuk menghabiskan makanannya mbak karena masih banyak orang di luar sana yang belum tentu bisa makan.
BalasHapusKeren yang program ini. Dan memang ya sih, kenyataan yang terlihat, banyak sekali tempat-tempat makan yang kayaknya banyak menyisakan makanan, yang kalo dibiarkan begitu aja, malah jadi membusuk. Sementara di tempat lain, banyak orang-orang yang susah untuk punya makanan. Kalo ini bisa bejalan, dan banyak pihak ikut serta, Insya Allah ya masalah kelaparan bisa teratasi. Atau setidaknya menurun dengan signifikan.
BalasHapusFOI benar-benar memperhatikan gizi anak-anak ya sampai donasi makanan pun sudah disiapkan begini ya mbak. Semoga aja gak ada lagi yang membuang2 makanan percuma dan bisa mengatasi kelaparan di sekitar
BalasHapusKadang suka prihatin melihat makanan yang dibuang begitu saja dengan alasan tidak habis, padahal diluar sana masih banyak yg kelaparan. Kalau ada aplikasi seperti ini pasti sangat membantu mengurangi makanan sisa terbuang ya mbak.... bagus banget aplikasinya.
BalasHapusKeren nih programnya. Di Jogja ada gerakan eman segane. Alias sayang nasinya. Gerakan masyarakat yg anti buang2 makanan
BalasHapusKolaborasi yang bagus nih bisa jadi solusi untuk permasalahan kekurangan makanan yang terjadi pada masyarakat kita karena memang bener situasi yang ironi tatkala makanan mesti dibuang sementara banyak perut kelaparan
BalasHapusMiris baca judulnya ya mbak, ternyata di sekolah masih banyak anak yang kelaparan. semoga setelah program ini berjalan, tidak ada lagi anak anak kelaparan di sekolah
BalasHapusBagus nih programnya ..jd diingetin zaman kecil.dulu kalau buang nasi.suka dibilangin nanti nangis nasinya...
BalasHapusAku termasuk yang rewel dan prihatin terhadap makanan sisa. Apalagi melihat itu dilakukan orang dewasa di pesta atau perjamuan. Miris rasanya di luar sana banyak yang sulit makan. Peduli tak selalu bentuk berbagi tapi juga menjaga sikap dengan bijak. Plus memberi akan lebih baik
BalasHapusWah keren ya kaloborasinya sampai meluncurkan aplikasi donor makanan. Ya daripada makanannya terbuang sia2 apalagi di hotel tidak membolehkan kita membawa pulang makanan so lebih baik didonasikan saja ya mbak.
BalasHapusBagus ini mbak buat menghindari kemubadziran yaaa.
BalasHapusAKu taunya aplikasi kyk gini pas nonton Master Chef Australia. Dengan begini makanan gk kebuang sia2 yaaaa
Suka sedih deh lihat banyak makanan sisa yang dibuanng-buang, padahal banyak di tempat lain saudara-saudara kita kelapan karena kekaurangan makanan :(
BalasHapussungguh aku terharu kalau ada orang2 yang mau mencurahkan hati, tenaga dan waktunya untuk kegiatan sosial dan berderma. Semoga kolaborasi2 seperti ini semakin banyak dan meluas ya sehingga ga ada lagi kelaparan di sekeliling kita aamiin
BalasHapusketamper nih aku yang suka nggak ngabisin makanan mba heheheh
BalasHapusaku mendukung program ini. Memang sayang banget kalo kita buang buang makanan
sementara masih banyak yang membutuhkan. Keren kolaborasinya
Nama programnya bagus ya Mak, Mentari bangsa. Tujuannya utk menurunkan angka kelaparan anak sekolah semiga meningkatkan kualitas pelajar di Indo Aamiin
BalasHapusThis is one cool program in deed. I hate to see wasted food, I always try to find ways to make sure that food are not wasted
BalasHapusLhoh sedihnyaaa, bahkan di level PAUD pun cukup tinggi ya tingkat kelaparannya.... Anak-anak kecil padahal ya.... Semoga inovasi seperti ini makin marak ya Mbak....
BalasHapusSalah satu yang diajarin orangtua supaya jangan buang-buang makanan. Ambil secukupnya, kalau kurang baru tambah... semoga dengan program ini masalah kelaparan bisa diatasi, makanan terdistribusi dengan baik, semua orang -terutama anak-anak- makan berkecukupan
BalasHapusWaw keren aplikasi donor makanan ini, semoga banyak resto dan penguzaha Katering sadar ya
BalasHapusmasyaALLAH keren banget aplikasinya
BalasHapuskepikiran ya bikin ginian
bener2 solusi inih ywaste app
mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
BalasHapusBONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
BONUS REFERAL 20% seumur hidup.
waaah baguuusss banget aplikasinya, bisa sadar Gogreen :D
BalasHapus