Jumat, 08 Desember 2017

Perlunya Literasi Digital bagi Perempuan

Setiap undangan yang berhubungan dengan perempuan, selalu menarik perhatian aku, karena begitu banyak hal yang bisa dibahas, berkaitan dengan perempuan.

Ya, makanya aku senang ketika terpilih sebagai salah satu peserta di acara Netizen Gathering 2017, yang diselenggarakan oleh SEREMPAK, di Hotel Century Park, Senayan.

Sebelum acara dimulai, kami para peserta diajak untuk melakukan pemanasan, dengan senam, dipandu oleh salah satu panitia yaitu senam Mars 3M. Lumayan, suasana jadi lebih hangat.


Oh ya, tema kali ini adalah "Menciptakan Konten Kreatif Berbasis Kesetaraan Gender, Pemberdayaan perempuan, dan Perlindungan Anak". Diharapkan kegiatan ini menjadi salah satu bagian dari pemberdayaan pelaku TIK dalam menciptakan konten kreatif yang berbasis kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak.

Nara sumber diskusi 

Diskusi tentang gender


Materi pertama disampaikan oleh Ibu Ratna Susianawati, Asisten Deputi Bidang Infrastruktur dan Lingkungan KPPPA menyampaikan bahwa , "Hakikat gender bukan kelamin, seperti yang selama ini banyak dipahami, melainkan pembagian peran".

Strategi kesetaraan gender memiliki indikasi kepemilikan akses, kebebasan beraprtisipasi, dan faktor kontrol dan manfaat. Disampaikan pula bahwa KPPPA memiiki isu-isu prioritas, yaitu akhiri kekerasan pada perempuan, kekerasan pada anak-anak, dan stop perdagangan manusia.

Termasuk di dalamnya juga adalah akhiri kesenjangan ekonomi  terhadap perempuan dan anak. 

Ibu Ratna juga menyoroti, belum munculnya solidaritas antar perempuan, terbukti dengan masih banyaknya perempuan yang tidak saling mensupport,  bahkan saling mencela ketika di media sosial.

Fakta tentang ancaman pedofil


Diskusi dilanjutkan dengan paparan dari kang Maman S, seorang penulis yang banyak terjun ke lapangan, ke berbagai daerah sehingga menemukan banyak sekali fakta bagaimana kekerasan terhadap perempuan, terhadap anak masih terjadi.

Kang Maman membuka diskusi dengan data-data yang mengejutkan, diantaranya adalah bahwa Indonesia merupakan tujuan wisata nomor satu, para pedofil, duh serem bukan?.

Para pedofil itu bergerak melalui media sosial, dengan berbagai macam modus, bisa dengan tipuan, bisa dengan bujukan. baik langsung kepada anak sebagai calon korban maupun pada orang tuanya.

Banyak kejadian pelecehan di berbagai daerah yang tidak terangkat karena terjadinya di pelosok. Kang Maman menyayangkan, karena sering kali kasus perempuan menjadi viral karene perempuan juga yang memviralkan.

Framing terhadap perempuan sebaiknya dihindari, karena menunjukkan bahwa solidaritas sesama perempuan kurang. Contohnya adalah ketka kasus menimpa perempuan, justru diviralkan oleh sesama perempuan.

Berbagai kejadian di lapangan, membuat kang Maman mengeluarkan himbauan untuk para orang tua untuk sadar benar akan lingkungan sekitar, karena tidak sedikit kejadian kekerasan pada perempuan maupun pada anak, dilakukan oleh orang-orang terdekat.

Menurut kang Maman, para penggiat medsos sudah selayaknya terus menyerukan untuk melawan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Diskusi makin seru dengan tampilnya ibu Ina Rachman, seorang aktifis perempuan sekaligus advokat.

Dalam profesinya sebagai advokad, ibu Ina banyak sekali menangani kasus yang berhubungan dengan perempuan. Termasuk salah satunya kasus yang melibatkan orang-orang terkenal negeri ini seperti misalnya artis.

Banyak kasus yang tidak diangkat ke permukaan disebabkan perempuan yang dirugikan dalam kasus tersebut merasa hidupnya sudah menyenangkan, sehingga menganggap tak perlu lagi membahas kasusnya yang telah lewat.

Dalam kasus pelecehan seksual dan kekerasan pada perempuan dan anak, banyak korban tidak bisa mengatakan hal yang terjadi pada dirinya dan lebih memilih merahasiakannya dengan berbagai pertimbangan.

Menurut ibu Ina Rachman, sebagian anak atau remaja yang memiliki idola, memiliki kemungkinan untuk menjadi pemuja setia pada idolanya. nah jika sudah menjadi pemuja, apapun yang diminta oleh idolanya ini akan dilakukan oleh si anak dengan senang hati.

Bahkan karena tahu betul tentang berbagai kasus pelecehan seksual terhadap anak, ibu Ina memberlakukan proteksi ketat terhadap anak-anaknya. Itu dilakukan, dengan tujuan agar tak ada kejadian yang tak diinginkan pada anak-anaknya.

Dalam kesempatan itu hadir pula Plt Deputi Bidang kesetaraan Gender KPPPA, ibu Sri Danti. Dalam sambutannya, beliau menegaskan kembali bahwa netizen harus bisa menyajikan konten yang berkesetaraan gender, dan memaksimalkan medsos sebagai media untuk mensosialisasikan pencegahan kekerasan pada perempuan dan anak.

Tentang SEREMPAK


Gathering ini diadakan oleh SEREMPAK, merupakan website yang berupaya untuk meningkatkan akses peempuan di berbagai ranah, baik di pemerintah, jasa, pendidikan, dan mengakomodir kebutuhan perempuan.

Gathering semacam ini layak disupport penuh oleh para perempuan, mengingat  upayanya untuk mendorong pemberdayaan perempuan di semua lini kehidupan. 

Website SEREMPAK adalah inovasi yang dikembangkan oleh KPP-PA Bidang kesetaraan Gender, Bagian Infrastruktur teknologi dan Lingkungan bertujuan meningkatkan akses perempuan di bidang-bidang strategis.

Pengelolaan website SEREMPAK ditangani oleh  IWITA ( Indonesia Women IT Awareness ), atau Organisasi Perempuan Indonesia Tanggap Teknologi, merupakan mitra KPPPA. 

Kerjasama IWITA dan KPPPA ini, diharapkan bisa menjadi sarana literasi digital dan penguatan jejaring yang ada  masyarakat. Interaksi berbagai praktik-praktik terbaik dengan berbagai aspirasi yang saling membangun, diharapkan akan membawa kemajuan.

Jadi sangat tepat gathering kali ini diselenggarakan, untuk meneghkan kembali wawasa, bahwa perlunya peningkatan literasi digital bagi perempuan dimanapun.

Dengan literasi digital, pengetahuan akan diperoleh dan manfaatnya adalah untuk membentengi diri perempuan dari kekerasan, baik kekerasan terhadap perempuan maupun terhadap anak.


10 komentar:

  1. Ini acara yang menarik banget karena bisa bisa melek isu perempuan dan HAM. Sayangnya aku belum bisa join karena bekerja. SMoga makin banyak yang sadar gender ya. Tq

    BalasHapus
  2. Sudah bukan jamannya lagi perempuan dianggap sebelah mata. Semenjak ada internet, perempuan kini bisa diberdayakan melalui tulisan mereka. Sukses terus ya mbak!

    BalasHapus
  3. Salah satu dukungan serta kepedulian pemerintah kepada masyarakat khususnya perempuan, semoga melalui website serempak semakin banyak perempuan diluar sana semakin paham ttng dunia perempuan khususnya

    BalasHapus
  4. Serwmpak mendorong perempuan Indonesia untuk unjuk gigi dan tampil.percaya diri dengan segala kemampuan yang dimiliki. Mesti didukung oleh semua pihak nih supaya perempuan juga bisa memperluas wawasan dan pergaulan positif lainnya.

    BalasHapus
  5. Ngeri banget dgn pedofil apalagi sekarang marak LGBT. Semoga Allah melindungi anak-anak kita.

    BalasHapus
  6. Klo sdh ngomongin ttg perempuan dan sosial media,aku langsung bergidik aja. Di sosmed, sesama perempuan saling nyinyir dan menghujat. Aduuh gak banget.

    BalasHapus
  7. Iiih sayang ya saya ga bisa ikut. Padahal acaranya tentang wanita. Mudah2an ada lah

    BalasHapus
  8. Senang sekali ada yang mendukung untuk segala aspek tentang wanita. Terutama dalam dunia digital. Wanita juga butuh perlindungan di dunia media sosial.

    BalasHapus