Minggu, 10 Oktober 2021

JNE Bagi-bagi Diskon Ongkir, Selama Perhelatan PON XX Papua


Foto dari twitter @ponxx2020papua

Halo, teman-teman tahu kan, kalau saat ini sedang ada even cakep di negeri kita? pasti tahu dong kalau saat ini sedang ada perhelatan PON di Papua, kan opening ceremony digelar meriah dan spektakuler.

Negara kita memang sih belum pulih sepenuhnya akibat pandemi, justru itu acara PON XX kan sebenarnya digelar tahun lalu, tahun 2020,  diundur karena tahun kemarin dianggap belum tepat untuk menyelenggarakan. 

Saat inilah, saat negara kita terus berproses memulihkan diri, PON Papua XX diadakan, dan ternyata gayung bersambut. tekad pemerintah menyelenggarakan PON disambut hangat dan semangat oleh daerah di seluruh Indonesia.

Buktinya apa? buktinya seluruh provinsi mengirimkan kontingen untuk berlaga di even PON XX Papua ini, iya, ada 34 kontingen sesuai jumlah provinsi, dan ada 37 cabang olahraga yang dipertandingkan.




Aku juga tertarik bahas semangat atau spirit yang terasa sekali di acara PON  XX Papua ini, dan itu sudah terasa sejak acara pembukaan kan? Iya, aku merasakan berbagai semangat atau spirit yang tumpah ruah.

Ada gembira, optimisme, bahagia, di tengah keberagaman di tengah kebersamaan dengan saudara sebangsa, se tanah air.

Aku yang nonton upacara pembukaan lewat televisi saja kerasa ikut larut, terasa aku ada di Papua, ada di depan panggung, bahkan ikut bergoyang tipis ketika theme song berkumandang, duh haru, sampai air mata ini mau netes.

Tapi bener kok, semua merayakan perhelatan besar itu, semuanya, baik yg terlibat langsung maupun yang enggak. Termasuk yang merasa bangga mendukung PON Papua XX adalah JNE.

Oh ya, JNE boleh bangga lho karena ada Ksatria JNE Bogor yang ikut berlaga di ajang PON XX Papua lho, namanya Hagies Mugara. Hagies mewakili kontingen Jawa Barat. Cabang olahraga yang diikuti Hagies adalah Shorinji Kempo.

Keikutsertaan Hagies di PON Papua pastinya disupport segenap keluara besar JNE, agar Hagies bisa mendapatkan medali emas, yang tentunya akan membanggakan Jawa Barat dan juga JNE.

Sebelum ikut terjun ke arena PON Papua, Hagies sudah pernah ikut di ajang Kejurnas, Sea Games 2013, Kejuaraan Dunia 2013 dan 2017.

Bahkan Hagies juga pernah mencatatkan dirinya sebagai juara tingkat Porda, karena sebelum terpilih  mewakili Jawa Barat, Hagies juga mengikuti seleksi terlebih dahulu.

Harapan Hagies, bertanding di PON XX Papua kali ini, bisa membawa pulang dua medali emas, keren ya, JNE patut bangga memiliki Hagies.




Promo JNE

Salah satu support yang membahagiakan banyak orang, yaitu promo yang diadakan oleh JNE selama even PON PAPUA XX kali ini. Karena JNE memang sudah lama berada di Papua dan menjadi mitra bagi pelaku usaha UMKM di Papua, untuk ikut memajukan produk lokal.

JNE hadir di Jayapura sejak tahun 2012, dan saat ini memiliki 34 titik layanan. Ini sebagai wujud komitmen JNE untuk terus memberikan dukungan pada UMKM di seluruh Indonesia.

Balik ke promo dari JNE, iya, JNE kasih promo buat ikut menyemarakkan acara PON Papua, diskon cyn.., nggak main-main lho diskonnya. 

Kamu yang ada di Merauke dan Jayapura selama berlangusngnya PON ( 2 - 15 Oktober )akan mendapat diskon ongkir 20%, woow. 

Sedang buat kamu yang ada di Sorong dan Timika selama 3 hari ( 2-4 Oktober ) akan dapatkan diskon yang sama ke seluruh kota tujuan dengan layanan reguler, woow, mantap deh.

Siapa yang nggak bahagia dikasih diskon sebanyak itu? Apalagi sedang digeler juga Festival Kopi, yaitu pameran produk  UKM bersamaan dengan acara PON. 

Temanku, kerja jadi lawyer di Papua, hampir tiap hari dia ke festival, dia beli tas, beli kopi, produk Papua, dikirim deh ke rumahnya ke Jakarta.

Aku kasih tahu kalau JNE lagi ada promo 20% diskon ongkir, wuaah., bahagia banget dia, hahaha..., kesempatan baik kan, dari pada bawa naik pesawat, kan berat.

Bahagia, iya ini selaras dengan tagline JNE yaitu "Connecting Happiness", yaitu mengantarkan kebahagiaan. Tapi bener lho, saat kita dapat kiriman apapun, pasti rasanya bahagia.

Sama halnya kalau kita kirim barang, makanan atau apapun pada orang lain,  ada rasa bahagia kan? jadi, ketemu sama JNE ini adanya bahagia dan bahagia.

Menurut Branch Manager JNE Jayapura, bapak Rusmal Jaya, tagline itu bermakna luas, bukan sekedar pengantaran paket, tapi memberi manfaat luas bagi masyarakat Indonesia.

Nggak hanya kasih diskon ongkir lho, JNE juga mengadakan aktivasi social media seperti: Twibbon, quiz seputar PON XX, Photo Challenge dan Give Away bareng dengan produk unggulan lokal, selama PON berlangsung, woow..,makin seru kan.

Bagi yang beruntung, akan dapatkan produk UKM Jayapura dari Maleeka Boutiqoue @Maleeka_qu, Pusat oleh-oleh khas Papua @Galeri Kreatif Kehutanan,  Gerai Honai Papua @Geraihonai.

Netizen maupun masyarakat bisa kok ikuti seluruh aktivasi dan kuis give away ini. Kunjungi akun instagram resmi JNE Jayapura, yaitu @jnejayapura dan @JNE_ID

Yuk jangan ketinggalan, kita support even olahraga terbesar negeri ini, kita support dengan membeli produk dalam negeri, dan manfaatkan promo dari JNE ini.

Rabu, 06 Oktober 2021

Mengenal Kerudung Nusantara

Halo..hola.. tangan ini rasanya kangen nulis di blog, lho selama vacum nulis di blog nulis dimana? dimana saja sih, di medsos, juga di platform lain. 

Sejak munculnya virus corona, banyak korban berjatuhan, ekonomi negeri ini terpuruk, sebagain besar keluarga juga terpapar virus, aku memang kaya lag, ngga mampu berpikir maksimal.

Nggak lama sih, hanya kebetulan beberapa kerjaan sambilan, ya.., blog tinggal dulu deh,  satu saat balik juga ke nulis blog.

Sebenarnya sudah banyak yang pengin ditulis, tetapi karena nggak langsung dieksekusi, ya batal dan batal lagi.

Itu kisah dibalik vacumnya blog dalam jangka waktu lama.


Warna warni budaya, keragaman tutup kepala perempuan


Hari Batik

Beberapa hari ini, Time Line aku penuh dengan foto-foto dengan busana batik, ada foto kelas membatik, ada foto ah video sndratasi Jawa dengan tema batik, pokoknya serba batik deh.

Eh.., ternyata tgl. 2 Oktober itu Hari Batik Nasional ya, seneng lihat banyaknya yang peduli untuk memperingati Hari Batik tahun ini.

Nah, seminggu sebelum hari Batik nih, tanggal 26 September 2021 aku diajakin teman ke sebuah acara, dan acaranya salah satunya ya dalam rangka Hari Batik Nasional.

Mau dong, dan seneng diajakin karena sebenarnya aku tuh pecinta budaya sejak kecil, hehehe. Hanya kurang ada kesempatan untuk mengikuti perkembangan budaya.

Tempatnya nggak jauh sih, di Sawangan, tepatnya di sebuah Caffe di bilangan Cinangka Depok.

Acara dihadiri lintas komunitas perempuan, diantaranya Serumpun Bakung, Blackhouse Library, Chattra Kebaya, Pertiwi Indonesia, Sanggar Tari SBM dan Gemah ( TMII ), Yayasan Dilts, Pondok Belajar PUAN,  dan Komunitas Perempuan Sehati Indonesia.

Warna warni Indonesia sangat terasa, para perempuan hadir dengan berbagai busana daerah, batik, tenun, songket,dan sebagainya.


Sebelah kiri, Uni Ocha mengenakan penutup kepala ( tingkuluak ) adalah songket benang emas dari Pandai Sikek Sumatra Barat, dan sebelah kanan kakak Nury Sibly mengenakan tengkuluk batik Jambi motif bunga tanjung

Tengkuluk

Tema yang diusung hari itu adalah "ngopi tengkuluk, mengenal tutup kepala perempuanj Indonesia", inisiator acara ini namanya mba Nury Sibli, seorang aktifis kemasyarakatan, pemerhati masalah budaya, sosial, juga seorang ibu rumah tangga dengan satu putri kecil.

Buat aku, hari itu adalah hari bersejarah, karena aku berada di antara perempuan-perempuan pejuang budaya leluhur, aku merasa beruntung ada di sana.

Acara ini berniat mengenal tutup kepala perempuan nusantara, agar kita semua paham bahwa negeri ini sudah sejak berbad-abda lampau sudah mengenal tutup kepala.

Aku serasa katrok lho pas dengerin paparan nara sumber tentang tutup kepala yang filosofinya nggak sama tuh di beberapa daerah. Sebut saja tutup kepala anatara budaya Minangkabau dan budaya Jambi.

Bagi masyarakat Minangkabau, tikuluak atau tingkuluak adalah simbol kedaulatan perempuan. Makna kuasa kaum perempuan disematkan pada simbol kain penutup kepala mereka. 

Bagi masyarakat Jambi beda lagi, disebut dengan tekuluk adalah kesahajaan sekaligus kehormatan. Perempuan Jambi memakai tutup kepala untuk kegiatan sehari-hari.

Tengkuluk memiliki beberapa nama dan cara pemakaian, ada kerudung, tengkuluk, kuluk, tingkuluak, saong, bulang, passapu, tukos dan jong.

Di acara ngopi tengkuluk itu juga, kami melakukan jumpa virtual dengan ibu Nurlaini. Ibu Nurlaini adalah penulis buku 'Kuluk Penutup Kepala Warisan Luhur dari Jambi'.

Menurut Ibu Nurlaini, tengkuluk sudah digunakan perempuan Jambi untuk menutup kepala, baik untuk hadir di acara adat  maupun kegiatan sehari-hari, misal ke sawah.


Belajar menggunakan tingkuluak

Banyak kebaikan yang bisa kita dapatkan dari para leluhur, bila kita mau bertanya pada para sesepuh, baik orang tua kita sendiri, atau sesepuh lain, siapapun dia.

Warisan budaya luhur, yang mungkin enggak kita kenal. Karena mungkin kita malas bertanya, malas mencari info juga.

Mungkin, iya, mungkin selama ini kita sering kagum pada karya seni, budaya dari leluhur kita. Tapi hanya sebatas kagum saja, kita nggak ingin tahu lebih banyak.

Kenapa kita lahir di nusantara? ada ketetapan yang berhubungan dengan tanah dimana kita lahir, ada fitrah yang mungkin tidak atau belum kita pahami.

Acara 'Ngopi Tengkuluk" ini bertujuan untu mengenalkan budaya menutup kepala yang sudah ada sejak ratusan tahun silam di negeri ini.

Selain itu juga untuk mengasah kembali pemahaman keberagaman nusantara, fakta yang kadang terabaikan.

Padahal, kewajiban merawat dan melestarikan nilai-nilai positif itu ada di pundak generasi setelahnya, termasuk kita.