Selasa, 22 Desember 2015

Desember Ceria Bersama Asinan Blogger

Tak pernah bosan rasanya untuk up date grup WA ku yang satu ini, Asinan Blogger, karena menurutku banyak hal yang menarik, yang layak ditulis, setidakya menurutku, hehehe.

Tahu kan grup WA Asinan Blogger, yaitu grup di WA  yang membernya blogger perempuan, ada yang emak, ada yang mba, alias ada yang sudah menikah atau berkeluarga, ada juga diantaranya yang belum berkeluarga.

Historinya sederhana, semula kami komunikasi di facebook, saling colek, terutama saat ada even di luar Bogor, dan butuh teman perjalanan, atau teman yang sama-sama belum paham Jakarta, karena sering even Blogger ada di Jakarta.

Rabu, 16 Desember 2015

Cantik Alami dengan Gizi Super Cream

Setiap perempuan pastilah pengin tampak cantik , iya kan? sepertinya tak ada perempuan yang tak ingin tampil cantik. Sekarang ini, banyak sekali produk kosmetik yang pastinya menawarkan kecantikan bagi penggunanya, sampai kadang bingung kan? 

Lihat saja iklan di televisi, di internet, di mana saja. Produk A mengatakan produknya unggul, produk B juga menyampaikan produknya tiada tandingan, produk B mengatakan, produknya akan bikin cantik sepanjang masa, hehehe.

Selasa, 15 Desember 2015

Kangen Kuliner Jawa, Kunjungi Resto Dapur Solo

Suara klenengan sayup-sayup terdengar semenjak aku turun dari taxi yang membawa aku dan kawan-kawan blogger dari stasiun Gondangdia. Duh, serasa tidak sedang berada di ibukota lho, aku malah seperti kembali pada masa lalu.

Klenengan itu mengingatkanku kembali pada kampung halaman, membuatku rindu pada rumah di Jawatengah, rindu suasana ademnya, juga rindu pada masakannya.

Memasuki pelataran parkir, mataku langsung tertuju pada tenda-tenda makanan, yang sudah bertuliskan nama makanan yang ada di tenda itu. 

Kamis, 10 Desember 2015

TIK Untuk Pemberdayaan Perempuan

Balita itu, duduk di kursi warung ayam goreng sambil memegang gadget yang berukuran  sekitar 9 inci, bahkan tangan mungilnyapun kerepotan memegang gadget itu.

Kuperkirakan mungkin baru duduk di Taman Kanak-kanak. Sejak datang, tak sekalipun kepalanya menoleh, asyik dengan gadget ditangannya, sementara ayahnya sedang memesan ayam goreng.

Selama menunggu ayahnya, gadis kecil itu berganti posisi berkali-kali, dari duduk, telentang, tengkurap, duduk lagi, tengkurap lagi, begitu seterusnya, sama sekali tak tertarik untuk melihat sekelilingnya. Bahkan saat ayahnya berada didekatnya, dia juga tidak sadar, sampai akhirnya tubuh mungilnya diangkat oleh ayahnya, diajak masuk ke mobil.

Rabu, 02 Desember 2015

Pola Asuh yang Terlalu Hangat

Pola asuh yang hangat terhadap anak, suatu hal yang positiv, tetapi jika pola asuh terlalu hangat, bisa memberikan efek yang tidak baik bagi tumbuh kembang anak. sebuah pengalaman nyata aku alami , yang terjadi pada kakakku.
Pada awalnya, sakit yang dialami kakakku, kami anggap wajar dan normal saja, tokh siapapun bisa sakit. Namun lama kelamaan hatiku mulai merasa ada yang tak beres, dengan sakit kakakku. Sakit sekali dua kali mungkin wajar, tetapi sakit kakakku, selalu berada pada situasi saat dia bekerja jauh dari kami keluarganya, jauh dari ibu dan ayahku.

Selasa, 01 Desember 2015

Secantik Mutiara dengan Masker Bedak Dingin

"Nganggo wedak adem iku", masih terngiang kata-kata almarhum ibuku menggunakan bahasa Jawa, saat aku remaja. Dalam bahasa Indonesia artinya adalah, pakailah bedak dingin ini.

Bagi orang Jawa, bedak dingin menjadi semacam tradisi untuk perempuan-perempuan, demikian juga dengan keluargaku, karena ibuku telaten membuat bedak dingin.  Bahkan di kalangan sebagian besar masyarakat Jawa, bedak dingin sudah dioleskan pada wajah bayi untuk menjaga bayi dari efek cuaca panas.

Seingatku membuatnya memang njelimet, alias rempong, hehehe. Beras harus direndam dulu selama kurang lebih tiga hari, setiap satu hari air diganti baru agar tak berbau asam.

Sabtu, 21 November 2015

Marizafoods, Suguhkan Produk Berkualitas

Mendapat undangan SIAL Interfood, rasanya senang, membayangkan hamparan makanan dan minuman yang demikian banyak  di depan mata, hehehe. Biasa, karena suka makan, membayangkan icip-icip tentumya.

SIAL yang adalah sebuah jaringan industri makanan dan minuman internasional,  bergabung dengan Interfood yaitu jaringan makanan minuman tingkat nasional.

Hari Sabtu 14 November 2015, kami berempat berangkat dari Stasiun Bogor, pukul 07.00 wib. Pagi ya? Iya memang kami sengaja berangkat pagi, karena perjalanan cukup lama Sampai di JIE sekitar pukul 10.30, kami menuju  tempat registrasi, undangan diganti dengan tanda pengenal, setelah kami mengisi form data pribadi.

Kamis, 29 Oktober 2015

Profil Asinan Blogger di Radar Bogor

Siapa yang tak kenal asinan? makanan yang penuh rasa, ada pedes, ada manis, asam dan pastinya makanan ini menyegarkan, dan pastinya menyehatkan.
Nah, asinan yang satu ini juga begitu, pedas, manis, rame rasanya dan menyehatkan, menyehatkan hati dan fikiran. Lho kok bisa? Bisa dong kan asinan yang satu ini isinya sharing ilmu, informasi, lalu ada juga obrolan-obrolan fun.

Sore itu chat di Grup WA kenceng, dalam hitungan detik, tuang tuing."Eh, hari Kamis Asinan Blogger dimuat di Radar Bogor."
"Keren."
"Ayoo upload."
"Ada akuuu
"Kita keren."

Minggu, 11 Oktober 2015

Inovasi Susu Kental Manis dengan Klik, Tarik, Tuang

Memperhatikan asupan gizi dan nutrisi, menjadi hal yang penting dalam sebuah keluarga, karena dengan perhatian pada gizi yang diasup seluruh anggota keluarga, akan menjadi investasi berharga di masa depan.

Kesehatan merupakan harta yang sangat berharga, dan apabila seluruh keluarga sehat, maka aktifitas seluruh keluarga akan berjalan dengan baik.

Jadi ingat moto yang sangat mudah dihafalkan yaitu empat sehat lima sempurna, moto yang sangat populer saat saya duduk di bangsu SD dahulu, dan itu sangat tepat. Susu menjadi penyempurna makanan bagi keluarga.
Penyebabnya, karena susu merupakan salah satu sumber protein, juga kalsium yang sangat dibutuhkan bagi tubuh. 

Senin, 05 Oktober 2015

Piknik Itu Penting dan Menyenangkan

Nyaris tak ada seorangpun yang tak suka piknik, coba saja tawari piknik kepada orang-orang di sekitarmu, baik itu saudara, keluarga, kawan kerja, kawan ngaji, kawan arisan dan siapa saja. kalau semua orang menyukai piknik, tak heran, karena piknik itu menyenangkan.

Apakah piknik itu penting? Iya lah, piknik itu penting sama pentingnya dengan  pekerjaan rutin  yang dilakukan setiap hari. Kalau pekerjaan rutin akan membuat fisik letih, maka piknik itu akan mengobati keletihan kita.

Melakukan pekerjaan yang sama secara terus menerus, terbayang kan apa yang dirasa? bukan hanya letih dan lelah, tapi akan diikuti dengan rasa bosan, jenuh, jika kita sama sekali tidak melakukan kegiatan sela, atau kegiatan antara ditengah rutinitas itu.

Rabu, 23 September 2015

Butuh Kartu Nama, Praktisprint Tempatnya

Selama ini, terkadang aku  merasa dan menganggap, kartu nama itu tak penting, untuk apa sih? lagian apa profesiku, kok punya kartu nama segala? Selain itu, ada asumsi juga kalau kartu nama itu kan hanya dimiliki oleh orang-orang yang kerjanya di kantor, alias orang kantoran.

Lalu setelah menekuni dunia menulis, terutama membuat blog, sering mengikuti berbagai even blogger dan disitu berjumpa dengan banyak orang. Berjumpa dengan banyak orang dari berbagai kalangan dan tentu saja membutuhkan komunikasi yang cair agar interaksinya enak.

Jumat, 18 September 2015

Kisah Heroik Penyelamatan Anjing dan Empat Anaknya

Rasa cinta, mampu membebaskan manusia dari sekat apapun, bahkan bukan hanya cinta kepada sesama manusia, bahkan kepada makhluk lain,  percaya tidak? boleh percaya, boleh tidak. Cerita yang kutulis ini mungkin sekilas terasa sederhana, tokh hanya cerita soal satwa, tapi jangan salah, kisah nyata ini mengajarkan kepada kita tentang cinta yang berbeda.

Sejak sehari kemarin, di time lineku lalu lalang kisah tentang kemalangan yang dialami oleh seekor induk anjing dan anak-anaknya. Keluarga kaki empat itu terkurung dalam sebuah got yang terttutup rapat, tak ada celah untuk keluar.
Whaaat...? Doggy dan anaknya terkubur dalam sebuah got? Serasa kepengin loncat membebaskan mereka. Maka selama dua hari aku nggak  berhenti mantengin time line milik salah seorang teman maya, karena dia sangat rajin meng up date kondisi terakhir keluarga doggy itu.

Sabtu, 12 September 2015

Lezatnya Kuliner Sulawesi dan Manado di Hotel Indonesia Kempinski

Rasanya senang sekali bisa datang ke Hotel Indonesia Kempinski, mendapat kesempatan menikmati kuliner dari Indonesia bagian timur, khususnya Manado, karena belum banyak yang pernah kucicipi dari kuliner daerah ini. Even semacam ini adalah even yang langka, sehingga kesempatan itu tak kulewatkan.

Oh ya, nama Hotel Indonesia yang sekarang menjadi Hotel Indonesia Kempinski, bukan tanpa sebab. Saat ini pemegang saham utama Hotel Indonesia adalah dari Swedia, sehingga ada pergeseran kepengurusan, maka dibelakang nama Hotel Indonesia, ditambahlah menjadi Hotel Indonesia Kempinski. 

Setelah sempat terjadi penjadwalan ulang, akhirnya aku dijadwal oleh pihak Hotel Indonesia Kempinski bisa datang pada tanggal 2 September 2015, jam 12.00 wib, dengan menu yaitu kuliner dari Manado. Hmmm, sudah lama sekali penasaran dengan masakan bubur Manado, karena masakan ini sangat populer, tetapi aku belum pernah mencicipinya.

Selasa, 08 September 2015

BOTRAM di Kota Bogor

Saat info bahwa akan ada Festival Makanan yaitu Botram ( Bogor Travel And Meals ) di kota Bogor, terbayang aku akan ketemu dengan makanan khas Bogor, dalam arti makanan tradisional, yang mungkin banyak sekali yang belum kukenal. Karena aku menjadi warga Bogor baru sekitar empat tahun, pikirku tentu banyak sekali yang belum kukenal, termasuk makanan khasnya.

Berangkat bertiga dengan sesama blogger sekitar jam 16.30 wib, dan hari sudah menjelang gelap, rupanya menjelang acara pembukaan dan masih menunggu kedatangan wali kota Bogor, untuk meresmikan acara Botram. Dengan harga tiket Rp. 5.000,00, kami memasuki arena botram, oh ya di pintu masuk, kami mendapatkan sebuah sabun gratis.

Minggu, 30 Agustus 2015

Menyoal Ketulusan

Saat sedang membuat draft, mendadak jemari ingin sekali menuliskan tentang kata tulus, kata ikhlas.
Bukan tanpa alasan jika mendadak saja jemari  dari membuat draft,berpindah  ke membuat tulisan baru ini,, ada beberapa alasan.
Belum lama berselang aku kedatangan seorang sahabat sesama penulis, tulisan dia sangat aktif dan namanya juga sangat dikenal di beberapa komunitas kepenulisan. Kesibukannya menjadi ibu rumah tangga, tidak memungkinkan dia untuk sering mengikuti acara kopdar.

Selasa, 18 Agustus 2015

Pentas Teater Koma

Siapa yang tak kenal Teater Koma? Tentu saja sebagian besar kita tak asing lagi dengan nama itu, terlebih mereka yang memiliki ketertarikan pada seni, utamanya seni pentas panggung. Teater Koma, nama yang kondang, yaitu sebuah kelompok seni pertunjukkan yang sudah cukup lama malang melintang di dunia seni Indonesia. 

Teater Koma yang berdiri sejak tahun 1977 di Jakarta, merupakan kelompok seni pentas panggung yang memiliki reputasi yang tak diragukan lagi. Sejak kelahirannya, Teater Koma telah melahirkan karya, berupa sandiwara panggung hingga 139 pementasan yang digelar, dan pagelaran yang aku saksikan adalah pagelaran yang ke 140. Pagelaran tersebut kadang-kadang juga dilakukan melalui layar gelas, televisi, meskipun lebih banyak berupa pentas panggung.

Dinakhodai oleh N. Riantiarno, kelompok seni pertunjukan ini masih terus setia melangkah, dan dengan anggota yang terus teregenerasi dengan baik. Hal itu bisa dilihat, hingga saat ini Teater Koma memiliki anggota yang terdiri dari lintas usia, yang berarti lintas generasi.

Asmara Sampek Engtay

Aku masih ingat, waktu kecil aku pernah menyaksikan sandiwara Sampek Engtay versi kethoprak, bersama kawan-kawan di desa kelahiranku. Saat itu aku belum memahami jalan ceritanya, hanya samar-samar aku masih ingat adegan-adegan yang dimainkan oleh para pemainnya.

Kisah Cinta Klasik tersebut sudah diproduksi berulang kali oleh Teater Koma, dan disadur melalui tangan dingin N Riantiarno, sejak tahun 1999 hingga tahun 2015. Rentang waktu yang cukup panjang, namun lakon ini seakan tak pernah lekang oleh waktu, selalu menarik penggemarnya untuk menyaksikan pentasnya lagi dan lagi.

Lakon cerita tetap mengacu pada kisah aslinya, yaitu tentang tragedi cinta dua anak manusia, yang meskipun saling mencintai, namun tak bisa saling memiliki semasa hidupnya.

Kamis, 30 Juli 2015

Mengolah Mie Lidi

Halo, apa kabar? sehat dan semangat ya tentunya., syukurlah semoga kita semua selalu sehat, agar aktifitas lancar jaya kan. 

Ada yang nggak suka mie? cung..., pasti ngga ada yang ngacung kan, karena kita  semua doyan kan sama mie, iya lah, kan mie enak, baik mie goreng, mie rebus, mie instan, mie bikin sendiri, mie gerobag, mie restoran, hee.

Apalagi sekarang, ada banyak variasi mie, lihat saja varisi pada rasa, tak sedikit mie yang memasukkan rasa ragam kuliner nusantara yang memang sangat banyak macamnya.

Selain variasi rasa, ada juga mie yang menyajikan variasi  pada toping, ada toping kriuk, ada toping sayur, toping rasa daging, dan lainnya.

Toping apa yang paling digemari pecinta kuliner?, tampaknya toping rasa pedas atau rasa cabe memiliki banyak penggemar, nah kalau kamu termasuk penggemar cabe, saatnya mencoba abon cabe sebagai toping makanan, kamu akan rasakan sensasi yang berbeda dengan saus cabe.

Selain berbagai macam mie telur yang ada, muncul mie jenis lain, salah satunya adalah yang populer dengan sebutan mie lidi, kenapa mie lidi? karena bentuknya  panjang dan ramping seperti lidi. Pernah lihat kan yang namanya mie lidi? .

Mie ini juga banyak digemari, dan lebih sering dimakan seperti makan kerupuk, karena memang renyah. 

Aku penasaran dong, karena suka lihat mereka yang makan mie lidi ini. Selain penasaran sama rasanya, aku juga penasaran kalau diolah seperti mie goreng atau mie kuah bisa apa nggak, akan jadi seperti apa, hehe.



Biar enggak penasaran lagi, maka aku siapkan saja bumbu-bumbu dan mie lidi dengan niat membuat mie goreng, yuk ikuti apa saja yang mesti disiapkan.

Inilah bahan-bahannya

250 gram Mie lidi
Air secukupnya untuk merebus mie
8 buah cabe merah
4 siung bawang merah ukuran sedang digoreng hingga layu
2 siung bawang putih ukuran sedang digoreng hingga layu
1/2 sendok teh lada bubuk
Garam secukupnya
1 sendok makan minyak goreng untuk menumis
segenggam ebi yang sudah direndam agar empuk
Kecap manis sesuai selera
Sebatang daun bawang
Dua buah cabe merah besar diris memanjang

Cara Memasak

  1. Didihkan air secukupnya, masukkan mie lidi, tunggu hingga kenyal sesuai keinginan ( karena ada yang menyukai mie yang lembek, ada juga yang suka mie kering  ).
  2. Haluskan cabe, bawang merah, bawang putih, ebi.
  3. Cabe merah besar ditumis sebentar
  4. Cabe, bawang merah, bawang putih yang sudah halus ditumis hingga harum, lalu masukkan sedikit air, lada bubuk, kecap manis. Kecilkan api
  5. Setelah homogen, masukkan mie, aduk sebentar hingga meresap dan rata
  6. Setelah matang, taburkan daun bawang dan irisan cabe
  7. Mie lidi siap dihidangkan

Mi ala aku



Senin, 06 Juli 2015

Pemberdayaan Perempuan Bersama Serempak

Mendapat undangan untuk mengikuti acara di Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ( KPPA ), tentu sebuah kesempatan yang tak boleh disiasiakan. Aku berpikir, tentu disana akan banyak ilmu yang akan kuterima.

Karena sejak dahulu aku concern dengan persoalan perempuan, bahkan beberapa artikelku yang pernah dimuat di media massapun lebih banyak berbicara tentang sosok perempuan, terutama perempuan sebagai sebuah kekuatan sosial.

Acara diadakan pada tanggal 29 Juni 2015, diselenggarakan di Ruang Rapat Ahmad Dahlan, sebagai penyelenggaranya adalah SEREMPAK, dengan tema acara Maju Bersama Serempak.
Siapakah Serempak?. Serempak adalah sebuah portal yang digunakan untuk interaksi secara online, yaitu guna mendiskusikan berbagai hal dan permasalahan yang terkait dengan masalah seputar pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. 

Sabtu, 27 Juni 2015

Memaknai Kebersamaan Saat Buka Puasa Bersama

Kebersamaan bersama keluarga senantiasa menjadi dambaan bagi setiap orang, karena dalam kebersamaan banyak sekali hal-hal positiv yang bisa dipetik, atau yang bisa dirasakan. Bagi setiap orang, keluarga memiliki arti yang istimewa, karena dengan keluargalah kita semua berbagi kehangatan, berbagi kebahagiaan.

Terlebih lagi di bulan Ramadhan, bulan istimewa bagi segenap orang muslim, tentu ingin sekali menikmati kebersamaan bersama keluarga. Keistimewaan bulan Ramadhan tentu ingin dirasakan bersama-sama dengan keluarga.

Dahulu, kami sekeluarga kadang-kadang juga melakukan buka bersama seluruh keluarga besar suamiku, di tempat-tempat tertentu, seperti rumah makan. Sepintas lalu, berbuka bersama di luar  memang seperti menyenangkan karena terasa seperti sebuah rekreasi.

Sabtu, 20 Juni 2015

Berburu Kuliner Nostalgia Disaat Mudik

Makanan enak, dan sesuai dengan selera kita, akan senantiasa kita rindukan. Terlebih jika masakan itu adalah makanan yang sering kita rasakan saat kita masih kecil, saat kita remaja. Kita tentu ingin mengulang lagi sensasi yang sama.

Saat mudik, adalah saat yang selalu aku rindukan karena aku mudik hanya satu kali dalam satu tahun, Kangen sangat karena terlalu banyak kenangan  yang ada di desa kelahiranku, kangen karena kerabat dan sahabatku ada disana. Kangen juga karena banyak kuliner ndeso yang ngangeni, dan tak kutemukan di kota tempat tinggalku sekarang, yaitu kota Bogor.

Sekalipun berada jauh dari pusat propinsi jawatengah, desaku cukup kaya dengan kuliner-kuliner khas, sama dengan daerah lain di Jawatengah. berbagai jenis kuliner itulah yang membuatku sering rindu untuk pulang.

Oh ya, nama desaku adalah Sukorejo di kecamatan Sukorejo. Kecamatan yang berada di selatan di kabupaten Kendal. Maka, jika sebagian kecamatan di kabupaten Kendal berada di wilayah pantura, desa Sukorejo ini berada di dataran tinggi, berdampingan dengan wilayah kabupaten Temanggung.

Kembali ke kulinernya, ada beberapa jenis kuliner atau masakan yang khas dan populer di desa Sukorejo ini. Meskipun tidak menutup kemungkinan masakan yang  sejenis dengan masakan-masakan  ini juga bisa ditemukan di wilayah lain.

Rabu, 10 Juni 2015

Muslimah Cosmopolitan Lifestyle



IDENTITAS BUKU
Judul Buku       : Muslimah Cosmopolitan Lifestyle
Penulis             :  Indriya R Dani
Penerbit           :  PT REMAJA ROSDAKARYA
Cetakan           :  Cetakan Pertama, April 2014
Tebal               :  126 halaman 
ISBN               : 978-979-692-491-2

PENULIS 

Indriya R Dani, lahir di kota Bandung 7 April 1975. Sejak usia kanak-kanak menyukai dunia seni. Hingga saat ini minat utamanya pada seni dan bidang kreatif masih tinggi.  Kegemaran membacanya sejak kecil telah menginspirasi dirinya sebagai penulis, yang memfokuskan diri pada bidang Islamic Lifestyle.
Selain fashion, Indriya juga memiliki kecintaan lain yaitu bermusik, dimana dirinya merupakan personil dari SaKina Voice.

Solusi Finansial Cerdas Ada di Cermati

Kenapa kadang-kadang kita membutuhkan  Kredit Tanpa Agunan (KTA) ? apakah akan selalu meringankan kita dan juga  tidak membebani ?. Pengambilan kredit sejenis itu berhubungan dengan perencanaan dalam kita menjalni hidup.

Kita tentu memahami pentingnya perencanaan dalam kehidupan, karena perencanaan akan membuat kita bisa melihat berbagai kemungkinan, berbagai resiko sehingga memungkinkan buat kita agar bisa mencegah resiko yang tak kita inginkan.

Perencanaan finansial dalam hidup, baik pribadi maupun berumah tangga menjadi salah satu perencanaan yang utama, karena sisi finansial inilah yang membiayai kehidupan kita. Setiap kita kemungkinan besar sudah membuat perencanaan finansial sesuai pendapatan yang kita peroleh. 

Minggu, 07 Juni 2015

Butuh Produk Terlengkap? Belanja Saja di blibli.com

Siapapun akan suka jika toko tempat berbelanja yang dikunjunginya  adalah merupakan toko online terlengkap. Kenapa? karena dengan produk lengkap sebuah tempat perbelanjaan, berarti meringankan dan memudahkan konsumen. Di era digital seperti sekarang ini, kita tentu membutuhkan tempat belanja yang efisien, harga bersaing dan tentunya nyaman.

Efisiensi menjadi salah satu alasan, kenapa orang memilih belanja di toko online. Toko online yang efisien salah satunya adalah toko yang memiliki kelengkapan produk sesuai kebutuhan konsumen di masa kini.
Bayangkan jika untuk memilih sebuah barang saja kita harus keluar masuk toko online, tentu akan boros waktu, pikiran bahkan tenaga.

Sabtu, 23 Mei 2015

Menuju Target MDGs Kesehatan

MDGs atau tujuan pembangunan millenium adalah  hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Millenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala

Tujuan pembangunan millenium sebanyak 8 butir ditargetkan akan dapat tercapai pada tahun 2015. Dari 8 point yang ditargetkan terdapat 4 butir yang membahas upaya kesehatan yakni : Mengentaskan kemiskinan dan kelaparan, Mengurangi Tingkat Kematian Anak, Meningkatkan Kesehatan Ibu, dan Memerangi HIV/ AIDS dan penyakit Menular.

Jumat, 15 Mei 2015

Bisnis Kemitraan CNI

Sebagai sebuah perusahaan yang berusia tigapuluh tahun CNI menyadari benar, jika saat ini masyarakat lebih suka menggunakan teknologi modern, teknologi informatika dalam berbagai aktifitasnya, termasuk dalam aktifitas belanja. Kemajuan teknologi telah menyebabkan bahwa belanja tidak harus melangkahkan kaki keluar rumah, dalam waktu tertentu dan di tempat tertentu pula.

Aku sudah cukup lama mengenal CNI yang dahulu lebih populer dengan nama Sun Chlorella karena ada berbagai produk kesehatan yang memang bermanfaat bagi tubuh. Salah satu produk yang aku konsumsi adalah minuman segarnya yaitu lemon tea. Selain enak, minuman ini juga membuat badan kita sehat, karena kaya dengan vitamin dan nutrisi. Kandungan teh hitam, lemon dan madunya membuat minuman ini mampu melawan radikal bebas.

Rabu, 29 April 2015

Hukum Itu Ramah dan Mudah

Saat ini ada sebuah layanan yang bernama Hukumpedia yaitu sebuah layanan untuk saling berbagi, saling diskusi tentang masalah hukum. Kenapa masalah hukum? karena kita tahu, jika sebagian masyarakat mempersepsi hukum sebagai suatu yang menakutkan, suatu yang harus dijauhi, dihindari. Kalau perlu, tidak ingin bersentuhan dengan yang namanya hukum.

Mendengar kata hukum, bagi sebagian masyarakat atau bagi orang awam, memang dipersepsi sebagai suatu persoalan yang rumit, berbelit-belit, melelahkan, dan hal-hal yang tidak enak lainnya. Kenapa? karena hukum dipersepsi hanya sebatas pasal-pasal, KUHAP, KUHP, lembaga hukum dan sejenisnya. Karena persepsi semacam itu menghinggapi hampir sebagian masyarakat, maka jadilah sebuah persepsi kolektif, persepsi sosial. Perusahaan jasa Hukumonline berusaha menjembatani ketidaktahuan masyarakat terhadap hukum dengan membuat laman bernama hukumpedia

Kamis, 23 April 2015

Masyarakat dan Pemahaman Terhadap Hukum

Ketika sebagian besar masyarakat sudah bersikap masa bodoh terhadap hukum, maka ada sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan hukum yaitu hukum online yang mencoba menjadi pusat layanan hukum di Indonesia. Perusahaan ini merupakan pusat data mengenai berbagai bentuk peraturan yang ada di negeri kita ini. Informasi mengenai hukum, tentang perundang-undangan dan sejenisnya.

Senin, 20 April 2015

Belanja dan Berjualan Mudah? Shopious Tempatnya

Siapa yang tak kenal dengan toko online? hampir setiap pengguna internet tentu sangat mengenal toko online. Setidaknya diantara kamu tentu ada yang lebih memilih berbelanja  ke toko online karena berbagai kelebihan yang kamu dapatkan, dibanding berbelanja ke toko konvensional.

Belanja online memiliki banyak kelebihan, seperti waktu lebih fleksibel, kapan saja kita berbelanja, tak perlu khawatir toko akan tutup, karena toko on line buka selama duapuluh empat jam. Pembeli tak perlu berdesakan, antri dan berlelah-lelah membawa barang, seperti kalau kita belanja di toko konvensional.

Senin, 06 April 2015

Menghadapi Vonis Tumor

Bagaimana menghadapi vonis tumor pada tubuh, menjadi hal yang harus diperhatikan, karena penyakit ini merupakan penyakit yang dihindari oleh semua orang. Bahkan mendengar penyakit kata tumorpun juga dihindari oleh banyak orang.
Hal itu pula yang kualami, bermula dari merasakan benjolan aneh yang ada di dada sebelah kiri. Merasakan benjolan yang tidak kecil, aku sudah memutuskan saat itu juga, bahwa kelainan sel ini harus diperiksakan kepada ahlinya, dan ada kemungkinan besar harus dioperasi.
Kenapa kuputuskan sendiri? karena aku memang pada waktu itu aku sendirian, orang tua sudah tidak ada, adik dan kakakku semuanya hidup jauh dariku.

Senin, 30 Maret 2015

Sepenggal Kenangan Kue Binteng Jahe

Perlahan, Tania menapakkan kakinya di lorong itu, pandangan matanya menelusuri rumah-rumah yang berderet satu demi satu. Lorong  itu tak berubah, masih sama saat dia masih berusia remaja, masih sama seperti saat ditinggalkannya pindah bersama keluarganya ke ibu kota.
Bedanya, kalau dahulu jalanan yang di pijak hanya berupa tanah, sekarang sudah berubah sudah bersemen, sudah tersentuh perubahan jaman.

Rumah-rumah di sepanjang lorong, juga tidak banyak berubah, bangunan beraksitektur kuno dengan joglo di bagian depan, jendela-jendela berukuran besar, halaman rumah yang lapang dengan berbagai tanaman.
Sampailah dia di sebuah rumah sederhana, tepatnya rumah yang paling kecil dan paling sederhana diantara deretan rumah joglo di lorong itu.  Sejenak, Tania berhenti, mengumpulkan keberaniannya melangkahkan kaki dan tangannya menyentuh pintu rumah yang tak memiliki gerbang itu. Dadanya berdegup kencang, saat aroma jahe bercampur gula yang dipanggang menyentuh hidungnya, dihirupnya panjang aroma  itu, seolah menghirup seluruh masa lalunya, membawanya kembali ke masa-masa belasan tahun silam.

Kamis, 26 Maret 2015

Stanmed Klinik Terapi Ozon Terbaik

Stanford Medical Center merupakan satu-satunya klinik Ozon therapi terbaik yang ada di Indonesia, dengan menggunakan teknologi dari negara Rusia. Keberadaan klinik ini menjadi jawaban bagi masyarakat dalam mengupayakan kesehatannya. 
Seperti diketahui dewasa ini kebanyakan manusia sangat rentan, mudah sekali terserang penyakit, termasuk penyakit-penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, penyakit stroke, penyakit diebetes dan sebagainya. Salah satu penyebab mudahnya orang terkena penyakit adalah pencemaran udara yang semakin parah disekitar kita. Pencemaran udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor yang semakin banyak saja, dan pencemaran yang berasal dari banyaknya pabrik.

Rabu, 25 Maret 2015

Supaya Komunitas Tidak Bubar

Supaya komunitas tidak bubar. Apakah komunitas bisa bubar? kemungkinan itu ada, kemungkinan komunitas bubar ada, jika pengurusnya tidak pandai-pandai menjaga kenyamanan komunitas.

Beberapa kawan mengungkapkan kenapa dia sudah tak aktif di komunitas itu,  ada lagi yang menungkapkan, kalau dia merasa berjarak dengan komunitas yang dimasukinya, dan sebagainya.
Diskusi-diskusi kecil itulah yang membuatku ingin menyampaikannya melalui blog.
Mungkin kami yang berdiskusi tentang komunitas ini bukan siapa-siapa, bukan pengamat, bukan penggiat, hanya anggota beberapa komunitas, tetapi hal-hal yang terungkap adalah hal-hal yang faktual, jadi tak ada salahnya kalau saya bagi, semoga membawa manfaat.
Dari beberapa kali diskusi yang tak disengaja itu, juga muncul banyak persepsi dan keinginan terhadap komunitas yang mereka masuki. Misalnya saja, ada kawan yang menganggap komunitas sebatas sebuah tempat untuk refreshing ditengah rutinitasnya. Kawan lain, berharap banyak pada komunitas, yaitu mendapatkan ilmu, mendapatkan kawan yang lebih lagi.
Satu yang jelas sama bagi member sebuah komunitas yaitu, bahwa saat seseorang mengambil keputusan untuk memasuki sebuah kelompok, dia memiliki harapan untuk mendapatkan manfaat, keuntungan dari sana, apapun bentuknya.

Selasa, 17 Maret 2015

Cegah Stroke Dengan Terapi Tepat

Akhir-akhir ini sangat sering mendengar seorang yang terkena penyakit-penyakit berat seperti penyakit stroke. Penyakit yang pada jaman dahulu jarang ditemukan, sekarang ini sangat mudah dijumpai menyerang sebagian orang, baik tua, muda, bahkan ada data yang menunjukkan penyakit stroke yang menyerang anak kecil.  Meskipun penyebab stroke anak-anak tentu berbeda dengan penyebab stroke yang menyerang orang dewasa.

World Health Organization merilis, bahwa penyakit stroke menjadi penyebab kematian terbesar pada urutan ke lima, dan penyakit ini menyerang manusia pada kisaran usia 15 - 59 tahun. penyakit stroke menyerang dengan berbagai sebab, ada yang disebut dengan stroke perdarahan dan stroke non perdarahan. Stroke yang banyak menyerang anak-anak adalah stroke yang bukan perdarahan

Rabu, 25 Februari 2015

Cintaku Pada Buah Lokal

Buah-buahan yang berkualitas, sangat dianjurkan untuk banyak dikonsumsi karena kandungan yang terdapat dalam buah-buahan sangat dibutuhkan tubuh. Kandungan gizi dan vitaminnya merupakan unsur ideal bagi kesehatan tubuh, terutama vitamin karena tubuh tidak bisa memperoduksi vitamin sehingga membuttuhkan vitamin yang banyak terdapat dalam buah-buahan.
Dengan mengkonsumsi buah-buahan maka tubuh akan mendapatkan asupan gizi dan vitamin alami, dengan begitu tidak akan menimbulkan efek negatif.

Saat kecil, orang tuaku sering menyediakan buah-buahan, tentu saja buah lokal, terlebih karena beberapa jenis buah kami tanam dikebun kami. Di kebun kami ada beberapa pohon buah, meskipun tidak banyak jenisnya, seperti buah pisang, jambu air, jambu kluthuk ( istilah untuk jambu batu ), jambu sukun, pepaya, sirsak.

Kamis, 19 Februari 2015

Mimpi Membuat Taman Bacaan

Bermimpi untuk lebih banyak berbagi, karena pernah sekali merasakan, bahwa berbagi itu sangat membahagiakan hati.
Ada berbagai faktor yang melandasi seseorang bermimpi, apalagi kalau mimpi itu adalah mimpi yang memiliki kemungkinan untuk direalisir.
Aku punya mimpi bisa memiliki Taman Bacaan Masyarakat, karena aku menyadari benar betapa buku adalah jendela dunia. Dengan buku kita bisa melihat dan memahami apa saja, dengan buku maka pengetahuan dan wawasan akan bertambah, sehingga rasa dan akal akan terus terasah.
Pada waktu aku belum menikah, aku sudah merintis pendirian taman bacaan bersama beberapa kawan yang memiliki gagasan yang sama.

Imlek di Waktu Aku Kecil

Hari ini, tanggal 19 Februari 2015 bertepatan dengan Hari Raya Imlek, hari raya bagi bagi masyarakat Tiong Hoa, atau sering disebut dengan tahun barunya masyarakat Tiong Hoa.
Aku jadi teringat saat kecil, jika Hari Raya Imlek tiba, maka dirumahku akan banyak makanan, buah-buahan kiriman dari tetanggaku yang Tiong Hoa.
Makanan beraneka ragam seperti biskuit, permen, dan buah-buahan, juga tak ketinggalan kue keranjangnya, menghadirkan nuansa tersendiri, kegembiraan tersendiri, meskipun saat itu kami belum tahu artinya. Seingatku, didesa kami waktu itu disebut Bodo Cino artinya kurang lebih bodo = Ba'da = lafal Jawa untuk Lebaran, Cino = Cino. Pengucapan kata Bodo disini sama dengan pengucapan kata lara = sakit.
Biskuit, permen maupun buah-buahan hantaran itu, bagi kami masyarakat desa, adalah barang yang nyaris tak pernah terhidang di meja kami, karena harganya yang mahal dan untuk mendapatkannya harus pergi ke kota Semarang.

Rabu, 18 Februari 2015

Ayo Belajar Cara Makan

Bagi survivor kanker sepertiku, memikirkan kesehatan menjadi hal yang paling penting dalam hidup. Berusaha memilih apa yang masuk ke dalam badan, menjadi prioritas dibandingkan dengan sekedar memanjakan lidah dengan sensasi rasa.
Mungkin sudah sangat banyak pembahasan mengenai berbagai macam pola makan sehat, tulisan ini hanya sekedar berbagi pengalaman pribadi, semoga bermanfaat.
Meskipun belum sempurna, aku berusaha mengkonsumsi makanan yang sehat, terutama kalau berada di rumah. kalau sudah berada diluar rumah, misalnya ada acara keluarga, acara bersama sahabat dan laiinya, tentu kita harus menyesuaikan pada kondisi dan situasi yang ada. Mungkin kadang-kadang kita bisa memilih sesuai kemauan kita, namun bagaimanapun makan diluar rumah, bukan kita yang memegang kendalinya.

Selasa, 17 Februari 2015

Tembang Tukang Pindang

Mungkin karena aku sudah tak punya orang tua, dan aku hidup jauh dari keluarga sanak dan kerabat -- kecuali suami dan ibu serta adik-adik suamiku -- akhirnya sering sekali ingat berbagai peristiwa masa kecil, masa remaja dan masa sebelum berada di kota Bogor ini.
Tidak dengan sengaja memanggil kenangan, hanya setiap ada peristiwa, selalu saja membawaku ke kejadian yang sudah kulewati.
Waktu masih sekolah di SD sampai SMP, setiap hari Minggu, aku selalu diminta ibuku untuk berbelanja ke pasar, baik belanja sayur dan lainya untuk dimasak, maupun sekedar beli jajanan pasar. Aku tentu saja merasa senang dengan aktifitas ini, karena hanya bisa kulakukan saat libur sekolah saja.

Senin, 16 Februari 2015

Ratu Malam yang Beraroma Wangi

Sudah sejak lama penasaran dengan bunga wijayakusuma, yang katanya mekar hanya beberapa saaat saja, itupun ditengah malam. Bunga yang memiliki nama latin Epiphyllum oxypetalum ini konon datang dibawa oleh para pedagang dari negeri Cina yang mendatangi nusantara.
Mungkin, karena mekar hanya di malam hari, bunga ini ada yang menyebutnya bunga misterius, bahkan karena itu pula bunga ini melahirkan berbagai macam mitos.
Dahulu benar-benar tidak percaya, masa sih ada bunga kok mekar hanya sekian menit atau bahkan ada yang bilang hanya sekian detik, uuups, bener-bener tidak  percaya.
Saat masih kuliah dahulu kala, bapak kost memiliki bunga wijayakusuma, namun selama sekian tahun kost, aku belum pernah sekalipun melijhat dengan mata kepala sendiri mekarnya bunga wijayakusuma, hehehe, semakin penasaran.

Minggu, 15 Februari 2015

Bagaimana Curhatmu?

Adakah teman kita  yang suka menceritakan problem mereka? pasti ada ya, atau apakah kita yang kadang-kadang menceritakan problem kita?
Bahasa populer sekarang curhat, tentu kadang-kadang kita lakukan atau juga kadang-kadang kawan kita yang curhat kepada kita.
Kebetulan ada masa dimana aku sering sekali menjadi tumpuan bagi sekelilingku untuk curhat, aku juga tidak tahu alasannya, hanya aku merasa berarti. sebagai sahabat aku dipercaya utnuk mendengarkan persoalan-persoalan mereka.
Kadang-kadang bahkan persoalan yang berada diluar wilayah realitaku, misalnya aku dicurhati masalah problem rumah tangga saat aku belum menikah dan ini tidak hanya seorang kawan saja, tetapi beberapa kawan menceritakan kisah rumah tangga mereka.

Sabtu, 14 Februari 2015

Sepenggal Kenangan di Sela Senja

Berbincang tentang menulis, sebenarnya  bagiku bukan sesuatu yang baru. Ibarat kata, aku kenal menulis sejak masih kanak-kanak, atau mungkin malah sejak dalam kandungan, heheh, berlebihan ya?. kenapa aku sebut sejak dalam kandungan? karena ibu dan ayahku memang memiliki kegemaran menulis, aku sebut kegemaran karena di masa aku masih bayi, tulisan mereka hanya disimpan ddan dikumpulkan saja, jadi tidak dikirim ke media massa dan mendapatkan imbalan.
Menulis tak bisa dipisahkan dengan membaca, sehingga orang yang suka menulsi bisa dipastikan dia juga suka membaca.
Di rumah orangtuaku, buku ada dimana-mana. Di almari depan, di ruang tengah, di meja makan, bahkan di kamar tidur. Meskipun ada almari besar khusus untuk menyimpan buku bacaan, namun, pemandangan penuh buku terhampar di rumah orangtuaku. Orangtuaku sangat menyukai kegiatan membaca, membaca apa saja. buku sejarah, buku seni, novel penluis-penulis terkenal dimasa itu.

Membaca, ya itu yang sangat terekam dalam ingataanku tentang kedua orang tuaku. Masih sangat kuingat, saat kanak-kanak aku menyaksikan bagaimana ke dua orangtuaku tak pernah lepas dari tulisan. Pagi hari menikmati sarapan, didepan mereka sudah ada koran, siang hari juga selalu diisi dengan membaca, bahkan sampai saat mereka berada di kamar kecilpun selalu membaca. Malam hari, dengan penerangan lampu minyak kecil di meja di sisi ranjang, juga tersedia bacaan.
Setiap malam menjelang tidur, mereka bacakan buku-buku dongeng -- waktu itu yang populer dongeng-dongeng karya HC Andersen --.
Aku tidak dipaksa belajar membaca, tetapi biasa melihat pemandangan orang yang sedang membaca, akhirnya aku juga tertarik dan suka membaca
Kompasiana.com

Saat aku menjelang remaja, orang tuaku mulai mengirimkan karya mereka ke beberapa media,mereka menulis diatas mesin tulis/ mesin ketik, lalu mengirimnya melalui jasa pos.
Dari dunia kecil itulah aku mulai kenal kebiasaan menulis, karena sangat intensnya budaya membaca dan menulis di keluargaku.
Setiap pulang dari kota -- rumahku berada di desa-- oleh-oleh yang dibawa ayahku lebih banyak oleh-oleh buku dari pada oleh-oleh jajan, bahkan aku dan saudaraku kadang-kadang sampai berebut buku.
Kedua orang tuaku memiliki cara unik untuk mengenalkan kepada kami menulis untuk media massa, mereka tunjukkan terlebih dahulu, bahwa jika karya kita dimuat di media akan menghasilkan kegembiraan.

Satu saat ayahku membawa sebuah majalah anak-anak, dan ditunjukkaannya bahwa ada dongeng yang dimuat di mejalah itu dan nama penulisnya persis dengan namak, . tentu saja aku heran, kaget, takjub dan senang pastinya. Takjub sekali, karena melihat namaku tercetak disana, sampai tak jemu-jemu memandangi tulisan itu, terutama memandangi namaku, wuuuuh, serasa melayang.
Tentu saja itu bukan karyaku, itu karya ayahku yang dikirim ke majalah anak-anak itu dan ayahku menggunakan namaku sebagai penulisnya. Aku tahu, dan setelah dewasa mulai memahami maksut ayahku tersebut. Kurang lebih maksut ayahku adalah
  •  Membudayakan kebiasaan membaca, sekalipun dengan fasilitas yang terbatas, seperti penerangan yang hanya dengan lampu minyak.
  •  Mengenalkan dunia menulis pada anaknya
  • Memberikan rasa gembira melalui menciptakan karya
  • Mendorong anaknya agar mau belajar menulis dan meningkatkan minat baca, baik kuantitas maupun kualitas.
     
    kompasiana.com
Saat aku beranjak remaja, aku ingat kata-kata alm ayahku :"Kewajibane bapak, itu membuat kamu dan saudara-saudaramu suka membaca, sudah berhasil, sekarang ditingkatkan sendiri kualitas buku yang kamu baca." Duuh begitu dalamnya kalimat itu, bagaimana seorang ayah membuat fondasi mental untuk anaknya.

( Sepenggal Kenangan yang Kutulis di Sela Senja )

Sabtu, 07 Februari 2015

Mencintai Diri Sendiri dan Bahagia Dalam Cobaan

Aku pernah mengalami saat-saat terburuk dalam hidup, bahkan menurutku, kejadian-kejadian buruk dalam hidupku sangat banyak.
Di waktu aku sudah memulai pekerjaan dengan posisi yang bagus, tiba-tiba ibuku jatuh sakit, sakit serius dan harus keluar masuk rumah sakit dalam jangka waktu yang lama.  Kondisi itu membuatku harus meletakkan pekerjaanku dengan berganti menjadi pendamping ibu selama pengobatan yang berjalan sekitar dua tahun. Lelah, sedih, bingung, membuatku menjadi nyaris frustasi. Menemani ibu yang berusia lanjut menderita sakit parah bukan hal yang mudah, hari-hari yang panjang berinteraksi dengan obat, dokter, para medis, dan sekaligus memikirkan masa depanku yang aku rasakan menjadi redup. Aku mendampingi beliau sampai di akhir hayatnya.

Kesedihan mendalam, penyesalan, rasa kehilangan, menderaku dan keluargaku, apalagi aku merasa belum sedikitpun pernah memberikan kebahagiaan buat beliau, merasa kenapa begitu cepat aku harus kehilangan sosok ibuku.
Namun seiring dengan perjalanan waktu, akupun melanjutkan aktifitasku sampai aku mendapatkan pekerjaan lagi, sehingga perlahan namun pasti aku bisa menata hidupku kembali. Namun, baru saja bekerja sekitar dua tahun, ayahku diserang sakit serius yang mirip dengan sakit ibuku, dan kembali aku harus melepaskan pekerjaanku.
Lelah, kesal, marah, dan sedih menghadapi berbagai situasi itu. Sedih sekali karena melihat ayahku yang jatuh sakit, kesal dan marah pada situasi yang menyebabkan aku harus melepas pekerjaanku kembali, dan lelah sekali karena merasa hidup hanya berisikan masalah demi masalah.
Kali ini aku tak bisa tenggelam dalam kesedihanku, karena aku lihat dan rasakan, ayahku membutuhkan pendamping dalam menghadapi sakitnya. Pengalaman menjaga dan mendampingi ibuku mengajarkan bahwa saat mendampingi orang sakit, tak boleh loyo, tak boleh sedih, terutama saat didepan si sakit. Maka akupun membuat diriku menjadi semangat, menunjukkan kekuatan hati saat didekat ayahku. Kami sama-sama tahu, bahwa sakit ayahku tak ada obatnya, namun akhirnya kami saling menguatkan satu sama lain. Tak sekalipun kami bicarakan tentang sakit itu, kami lebih banyak berbincang tentang hal lain seperti berita yang sedang ramai di surat kabar, tentang cucu-cucu ayah, dan yang laiinya. Tekadku saat itu membuat ayah lupa pada sakitnya namun kami tetap mengikhtiarkan pengobatan.

Pengalaman-pengalaman mendampingi orang tuaku saat sakit hingga wafatnya, membuatku 'terdidik'  -- tentunya dididik oleh Allah SWT -- bagaimana berdamai dengan diri sendiri. Tidak mudah dan berat, namun aku sadar dalam hidup ini kadang kita dihadapkan pada situasi yang mau tidak mau, suka tidak suka, dan tak bisa mundur lagi sehingga HARUS dihadapi, apapun resiko yang menghadang.
Lantas bagaimana cara berdamai dengan diri sendiri?
  • Hampir semua manusia tak pernah siap saat cobaan tiba-tiba datang, maka aku selalu mencoba belajar dari pengalaman, mengenal diri sendiri lebih banyak dan lebih dalam lagi. Misalnya, aku kenal diriku yang dulu adalah yang pemurung, mudah tersinggung, introvert. Ternyata sifat macam itu sangat tidak produktif saat masalah datang. 
  •  Mengenali diri sendiri, berarti kita menerima semua yang ada pada diri dan masalah yang datang sebagai sebuah kenyataan. Misalnya, saat masalah datang, ya tidak boleh berpura-pura tidak ada masalah, karena hanya akan membuat kita menipu diri sendiri, dan tak bisa mengambil keputusan.
    Keberanian mengambil keputusan akan datang dari pengakuan bahwa memang ada masalah yang harus dihadapi.
  • Dengan mengenali diri sendiri lebih baik lagi, kita akan tahu kekurangan dan kelebihan kita. Apa yang membuat kita sedih, tersinggung, atau marah. Sebaliknya, kita kenali juga apa yang membuat kita senang, gembira atau bahagia. Kekurangan kita, sebisa mungkin kita benahi, terutama yang berkaitan dengan sifat-sifat tidak positiv. Sebaliknya, karunia Allah SWT yang berupa kelebihan, harus dieksplor semampu kita. Sesudahnya tentu kita akan semakin bersahabat, semakin dekat dan semakin menyayangi dan mencintai diri kita
  • Berdamai dengan diri sendiri adalah juga kemampuan berfikir fleksibel yaitu bahwa kita dan orang lain itu berbeda, dan masalah yang dihadapi semua orang juga tak sama. berfikir fleksibel membuat hati dan fikir kita senantiasa lapang. Maka kita akan bisa menangkap hikmah, bahwa bisa saja semua yang terjadi akan mempercepat kita mendekat pada tujuan kita, sekaligus mengembangkan sisi-sisi positiv dalam diri kita.


Misalnya aku di kemudian hari menyadari, mungkin memang aku harus dibombardir dulu oleh masalah, karena ternyata membuatku menjadi lebih kuat menghadapi hidup yang semakin lama tidak semakin mudah. Aku harus 'akrab' dengan rumah sakit, karena beberapa tahun sesudahnya ternyata aku sendiri harus berhadapan dengan meja operasi. Lalu, aku harus kuat menghadapi masalah, karena masalah yang aku hadapi hingga kini bukan masalah yang ringan, setidaknya menurutku.

So, berdamai dengan diri memang sendiri bukan hal yang mudah akan tetapi selama kita mau melatih diri dan belajar dalam hidup ini, tak ada yang tak mungkin. Terus kenali diri kita, bersahabat mencintai diri kita, maka masalah apapun, insya Allah kita akan tetap bahagia dalam masalah, dan  keluar dari masalah dengan elegan.

 "postingan ini untuk mengikuti giveaway echaimutenan"

 

Kamis, 05 Februari 2015

Catatan Kecil Dunia Maya

"Kok, setiap kali saya online, dia selalu tiarap?" tulisan itu muncul di status fb seorang kawan
Ada  lagi kawan yang menulis di fb demikian "Meskipun ini di dunia maya, tetapi aku bisa merasakan kalau  kamu tidak tulus berteman denganku".
Pernah ditanya seorang shabat, apakah aku kenal dan berteman dengan  X ( nama seorang penulis perempuan ), kukatakan kalau akukenal nama itu, tetapi tidak berteman, kenapa dengan dia?
"Mosok to, dia di fb kan ramah, penuh tawa, eh setelah aku in box, tidak direspon, malah dia kesal.
Dia bilang tak mau ngobrol lewat in box karena tidak kenal.



Itu baru sedikit saja saya tulis curhat kawan yang menyampaikan pengalaman  mereka tentang pertemanan di dunia maya, yang ternyata  tak seindah dan seriuh harapan dan khayalan. Asumsi bahwa dunia maya itu sama dengan dunia nyata, bisa jadi meleset, bahkan berkebalikan seratus delapanpuluh derajat, cieee.
Menyapa, berkenalan, berinteraksi lalu menjadi teman yang akarab karena saling memberikan komentar pada status masing-masing ternyata tidak cukup untuk menjadi ukuran sebuah kedekatan. sekali lagi, ini dunia maya.
Itulah jejaring sosial, sebuah dunia tak nyata yang sekarang nyaris menjadi bagian tak terpisahkan dari sebagian besar orang di mana saja.
Jejaring sosial, menurutku unik, unik karena selain bisa berinteraksi dengan beragam bentuk komunikasi dengan kawan yang jumlahnya ribuan, namun tidak semuanya saling mengenal di dunia nyata
Kita bisa menyapa, berkenalan, 'berjabat tangan' dan sebagainya tanpa dibatasi ruang dan waktu.

Ya, di jejaring, kita bisa saja berinteraksi akrab dengan kawan kita, bersenda gurau riuh rendah melalui simbol-simbol huruf atau gambar,akan tetapi apakah memang demikian senyatanya? bahwa situasi yang ada sama dengan situasi di dunia maya? Kita tidak akan pernah tahu dengan pasti, bagaimanapun satu sama lain terpisah, hanya 'merasa' berhadapan

Kalau yang tampak dipermukaan adalah seperti sebuah ekspresi, ada ekspresi cinta, senang, riang, lucu sampai pada ekspresi sedih, kesal, sakit hati, kemarahan dan laiinya.
Namun apakah itu ekspresi sejati? Bisa iya bisa tidak. Bisa juga memang sedang benar-benar jatuh cinta, sedang bahagia, atau sedang sedihm sedang gundah gulana.
Bisa juga membuat postingan tertawa gembira, tetapi sebenarnya sedang gelisah, membuat postingan senang, tetapi sebenarnya sedang sedih.
Atau sekedar menerakan jempol karena itu etika pertemanan yang tak tertulis, meskipun kadang-kadang kita sedang enggan menerakan jempol, terlebih jika postingan itu tak sesuai dengan prinsip-prinspip yang kita anut.
Atau kita memang menerakan jempol karena apa yang ditulis teman itu patut mendapat jempol?

Itulah uniknya jejaring sosial, kawan yang ada dijejaring tetap tak akan bisa tahu kondisi yang sebenarnya, kecuali pada detik itu ada postingan foto, atau postingan situasi yang tengah adai.Kalau postingan tulisan yang tak menceritakan situasi saat itu, maka tak akan bisa diketahui dengan pasti.
Jejaring menjadi berarti, karena area ini menjadi alat uji bagi kita, sejauhmana kita menulis hal yang memang sebenarnya kita rasakan atau kita fikirkan.
Kenapa menjadi alat uji? karena kita bercanda bersama, tertawa, ngobrol, dengan simbol tulisan dan gambar, akan menjadi ukuran, bahwa kitapun bisa tertawa bersama, dluar jejaring.
Adakah yang mengharuskan? tentu saja tak ada, selain hati kita sendiri yang akan menjadi ukurannya.
Berharap bahwa dunia maya ini sama persis dengan situasi di dunia nyata, tentunya hanya akan membuat kecewa dan bahkan bagi orang-orang tertentu akan menimbulkan sakit hati.
Akan tetapi harapan itu tak salah, karena akan aneh dan lucu ketika di dunia maya begitu akrab, saling melempar gurauan, saling canda, ketika ketemu secara fisik bersikap saling asing, bahkan seolah-olah tak kenal. Cukup ber say hello saja.


Bagi orang-orang yang menumpahkan seluruh perasaan untuk berinteraksi, bagi orang-orang yang terbiasa apa adanya dalam bersikap, maka kesenjangan sikap antara dunia maya dan dunia nyata tentu membuat kecewa, bahkan sedih.
Namun bagi orang yang memang terbiasa easy going, mendapatkan sikap yang berlawanan atau berbeda antara di dunia maya dan di dunia nyata tentu tidak menjadi masalah yang berarti.Lalu, bagaimana baiknya? semuanya kembali kepada diri kita masing-masing, apakah dunia maya atau jejaring ini akan kita posisikan secara berseberangan,  ataukah memang dunia maya dan dunia nyata ini bagi kita sama.
Satu hal yang pasti, bahwa semesta ini sangat luas, apa yang ada pada kita hanya setitik saja, jadi buka mata dan buka hati saja selapang-lapangnya.

Rabu, 04 Februari 2015

Peduli, Tak Selalu Berbentuk Materi

Tantangan mba Ani Berta, bagiku menjadi tidak mudah, karena aku tidak memiliki background pendidikan khusus, bahkan aku merasa tak memiliki ketrampilan apapun. Tetapi, karena menulis sudah menjadi kebutuhan, dan tantangan itu selalu mengasyikkan, ya disambar sajalah.

Saat berada di desa kelahiranku sana, aku aktif di masyarakat, mulai mengajar anak-anak kecil lewat  TPQ, memberi motivasi kepada remaja, membantu sekolah mengisi kegiatan agama sampai mengisi pengajian untuk ibu-ibu muda.

Mungkin karena kegiatan sosial kujalani selama bertahun, tahun, ditambah dengan sifatku yang mudah tersentuh, mudah merasa iba melihat kondisi yang tidak menyenangkan, aku selalu ingin membantu dengan cepat, saat kutemukan seseorang memiliki masalah.

Tentu saja yang aku pedulikan adalah memang orang yang  membutuhkan bantuan, karena tidak semua orang yang memiliki masalah suka dibantu.

Masalah disini bisa apa saja bentuknya, bisa  kekurangan materi, kekurangan akses mendapatkan ilmu, dan laiinya. Semula aku ragu-ragu untuk melakukan berbagai bentuk kepedulian sosial, namun setelah beberapa kali aku buktikan, jika ternyata menunjukkan kepedulian bisa dengan berbagai cara.

Kenapa aku ragu-ragu? karena aku bukan termasuk orang yang memiliki kemampuan finansial cukup,  terlebih lagi aku hidup juga sendirian waktu itu.


Beberapa kejadian yang kusampaikan disini sama sekali tak ada niat untuk pamer, saya ingin berbagi setetes air, betapa menunjukkan kepedulian itu sesuatu yang membahagiakan.

Kisah pertama, saat pengajian anak yang aku ampu bersama beberapa kawan benar-benar tak memiliki apapun, bahkan ngaji dibawah pohon dengan tikar sobek, akupun cari akal. Kusurati beberapa media massa nasional, kuceritakan kondisi pengajian anak itu.

Alhamdulillah tak lama kemudian respon bermunculan dari berbagai tempat, mereka, orang-orang yang tidak kami kenal, mengirimkan dana, sehingga pengajian kami bisa berjalan dengan semestinya.

Bisa membeli buku Iqra', membuat beberapa kursi, dan bisa membenahi ruangan yang pantas, untuk kegiatan mengaji itu. Bahkan ada seorang donatur dari Jakarta yang setiap bulan mengirimkan dananya agar digunakan sebagai biaya operasional.

Kisah lain, aku bertetangga dengan sebuah keluarga yang kurang mampu dengan dua anak perempuan, anak yang kedua, sejak SD hingga SMU, tidak pernah memperoleh ranking dibawah satu.

Selalu saja ranking satu, meskipun belajar hanya menggunakan lampu minyak, makan sangat apa adanya, karena penghasilan orang tuanya yang tidak banyak.

Saat anak itu lulus SMU dan kutanya tidak akan melanjutkan karena bingung dengan biayanya.

Perasaanku seperti tidak terima, karena anak itu selain pandai, ibadahnya bagus, punya kemampuan leader ship oke, keperibadiannya juga sederhana, dimataku, anak ini istimewa. Aku tak bisa membiarkannya tidak melanjutkan sekolah karena ketidakmampuan finansial, namun aku juga tak mampu untuk membiayai dia.

Kembali aku berkirim surat ke media massa nasional, kuceritakan kondisi anak itu, bahkan aku bersedia mengirimkan copian raportnya sejak SD hingga SMU. Alhamdulillah, berbagai tawaran bertubi-tubi menawarkan bea siswa, menjadi anak asuh dan laiinya.
Anak itu tidak yakin, kalau para donatur itu akan mendanainya hingga kahir, dia selalu saja ragu.

Namun aku tak berhenti memberinya semangat, untuk terus maju.
Alhamdulillah akhirnya dia bersedia, dan aku dampingi mulai dari pandaftaran sampai mencari tempat untuk kost.

Akhirnya selain bisa kuliah, dia juga menjalin hubungan persaudaraan dengan salah satu donaturnya. Tawaran dari donaturnya untuk melanjutkan ke jenjang S2 dan akan diberi usaha, ditolaknya.
Menyelesaikan S1 dengan cepat, saat ini dia sudah menjadi sarjana, dan mengajar di sebuah SMP Negeri.

Ada lagi kisah aku jalan-jalan diseputar desaku, dan menemukan seorang ibu dari keluarga tak mampu menderita penyakit ( aku lupa, entah gagal ginjal, entah tumor ) hingga perutnya membesar dan badannya sangat kurus. Anaknya ada lima dan suaminya entah ada dimana.

Aku langusng menemui kepala desa, dan kuceritakan kondisinya. Aku hanya bilang pada bapak kepala Desa, mungkin sakitnya tak akan sembuh, namun tolong diberikan perhatian, setidaknya dibawa ke Rumah Sakit. Keesokan harinya, ibu itu sudah dirawat di Rumah Sakit.
Bahkan saat ini, meskipun domisiliku sudah sangat jauh, aku masih membantu koordinasi dana, dari seorang kerabat, dibagikan kepada para dhuafa', dengan menjadi tempat merujuk tentang urgen tidaknya seseorang membutuhkan bantuan.

Aku bersyukur, ditengah ketidakmampuan finansial yang aku alami, masih diberi kesempatan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.
Pembelajaran apa yang aku dapatkan dari aktifitas itu?
  • Bahwa untuk peduli kepada siapapun tidak harus ditunjukkan dalam bentuk materi, meskipun idealnya adalah solusi yang menyeluruh, tanpa mengabaikan faktor-faktor edukasi. Membantu sambil memberikan pemberdayaan.
  •  Dengan sudah menyatakan kepedulian, kita tidak boleh merasa lebih dibandingkan dengan siapapun.
  • Kepeduliandan berbagi  adalah pembelajaran hidup yang  esensial
  • Bahwa sesungguhnya kebahagiaan tertinggi adalah peduli lalu memberi
Mari, selagi masih ada umur, peduli dan  berbagilah

Minggu, 25 Januari 2015

KEB, Kukenal dan Kusayang

Dunia menulis bukan dunia asing bagiku, karena sejak kecil, aku terbiasa menyaksikan ibu dan ayahku mengetukkan jarinya di mesin tulis -- atau jaman dahulu namanya mesin tik --, maka sejak remaja aku sudah berusaha menulis.
Kegiatan menulis kujalani dengan suka hati sampai selesai kuliah, merasakan kebahagiaan ketika karya dimuat di media, dibaca dan bermanfaat bagi banyak orang.
Pernah membuat blog, dan tidak pernah diaktfikan lagi, karena aktifitas di pedesaan, dan merasa belum ketemu dengan orang-orang penyuka kegiatan menulis.
Sempat terhenti sangat lama, karena satu dan banyak hal, semangat  menulis datang lagi saat aku menikah dan pindah ke kota Bogor tiga tahun silam.
Ditengah kesendirian tanpa kawan, tanpa kenalan, tanpa kerabat selain suami dan keluarga, aku mulai mencari berbagai kegiatan lewat jejaring sosial.Lama kelamaan mengetahui berbagai informasi tentang komunitas kepenulisan, salah satunya KEB.
Sambil belajar blog, berusaha membuat postingan, bertanya ke beberapa saha
bat baru yang kukenal lewat jejaring sosial, tentang blog.

Meskipun demikian, aku belum PD juga untuk bergabung ke KEB, karena merasa blog ku belum bagus, jadi hanya mengamati saja. Ketidak PDan lain aku merasa usiaku sudah tidak muda dan lihat kawan-kawan di KEB yang masih muda-muda, pinter jadi makin malu.
Satu kali aku diajak teman ikut halal bihalal KEB di Depok, disanalah kurasakan suasana riang, kekeluargaan yang hangat.

Meskipun baru sekali ketemu, perbincangan tak ada sekat sama sekali, bahkan meeka juga tidak tahu kalau aku belum gabung di KEB hehehe. .Dari sanalah aku merasa, tak ada salahnya aku gabung, karena aku merasa mereka ibu-ibu muda yang ramah, akomodatif dan mudah menerima kawan baru.
Makin sayang saja sama KEB, setelah even-even tertentu, sering ketemu beberapa anggotanya, aku merasa menemukan rumah baru yang homy.
Percaya tidak, kalau komunitas emak smart ini perlahan mengurangi rasa sepiku karena jauh dari keluarga, yang pasti di KEB kuperoleh banyak ilmu dan energi.
Kini, aku menulis lagi, terimakasih KEB, I luv u

Jumat, 23 Januari 2015

Cerita Kecil Tentang Kucing

Aaah, kucingku pulang, hatiku senang, kaya ungkapan anak kecil ya.
Sejak remaja, aku menyukai kucing, entah kenapa kalau melihat kucing hati rasanya tersentuh, apalagi kucing kurus-kurus yang berkeliaran di berbagai tempat.
Kucing luar aku juga suka, namun mereka bernasib lebih mujur dibanding kucing pribumi, yang cenderung lebih banyak dijindari, dibiarkan dan bahkan dibuang. Meskipun banyak komunitas pecinta kucing kampung, namun jumlah komunitas semacam ini yang terbatas tentu tak bisa menangani kucing-kucing yang demikian banyaknya.

Mungkin kesukaanku pada kucing lokal, karena selain aku memang menyukai hewan, juga lebih kepada pemihakan kepada yang tersia-sia, cieee bahasanya.
Sehingga, saat satu malam ditengah hujan deras, kudengar suara kucing kecil yang mengeong-ngeong, jatuhlah iba hati ini. Kumasukkan kucing kedalam rumah, kubersihkan dan kuberi makan. Niat hanya ingin memberi tumpangan semalam jadi batal karena si kucing tetap saja mengeong di seputar rumah. Akhirnya kupelihara juga kucing itu hingga saat ini.


Maka ketika kucingku berkeliaran lama sekali hampir sebulan tak pulang, tentu saja ada ruang di hati ini yang terasa kosong, ada yang kurang. Setiap keluar rumah, misal ke warung, ke tukang sayur dan laiinya selalu kusempatkan untuk menyusuri lorong-lorong kecil yang kutahu, disanalah kucingku biasanya berada. karena di sekitar kampung itu banyak kucing betina. Pencarianku nihil, tak mendapatkan tanda-tanda jika kucingku ada disana. Meskipun begitu, tetap saja aku masih berusaha mencarinya dengan bertanya pada tetangga kanan kiri, sambil berpesan untuk memberitahu aku jika mereka melihat kucingku -- seperti kehilangan anak saja,-- aku mengajak hatiku tertawa.
Sampai tiga hari yang lalu, tetanggaku sms, kalau kucing itu ada disana, segera saja aku bergegas mengajak ponakan untuk menemui.
Ternyata benar saja, kucingku sedang berada di semak-semak, dan tampaknya tidak mau didekati tetanggaku itu, saat itu kucingku terlihat kurus, mungkin kurang makan. Kupanggil dengan panggilan yang biasa kugunakan untuknya, wooow!, ternyata dia langsung mengeong panjang dan lantang, dan menuju tempatku berdiri, menggesekkan tubuhnya ke kakiku.  Terasa sekali kalau kucing ini masih kenal aku.
Saat kuajak pulang, dia mengeong dan mengikutiku perlahan. Jalannya  seperti masih ragu-ragu, sambil kepalanya menoleh ke sekeliling, seperti berusaha mengenal lagi jalan ke rumah. Benar saja, begitu dia sampai pada jarak sekitar duapuluh meter dari rumah, segera saja dia berlari masuk rumah.
Detik-detik itu benar-benar kurekam dalam pikiran, sampai masuk ke rumahpun dia masih melihat sekeliling, dan langsung merebahkan badannya di lantai ruang belakang.
Bagi pecinta kucing seperti saya, kadang-kadang memang menjadi sentimentil ketika berbicara soal kucing. Bagaimana tidak, di kota yang baru aku tinggali sekitar tiga tahun ini, rasanya hampir di setiap jengkal ada saja kucing berkeliaran.

Melihat kucing-kucing berkeliaran tanpa pemilik, apalagi kucing yang masih kecil, selalu saja hatiku jatuh iba,. namun di sisi lain aku juga tak mungkin membawa mereka pulang ke rumah.
Untuk mengurangi rasa salah dalam hati, setiap berjalan ke luar rumah, aku selalu membawa 'bekal' apa saja yang bisa dimakan oleh kucing-kucing yang kujumpai di jalan. Kadang ikan asin, kadang tulang-tulang sisa, atau apa saja yang sekiranya kucing bisa dan mau memakannya.
Bahkan, kadang-kadang sepulang dari tukang sayur, jika membawa ikan dan ada kucing yang kujumpai terlihat kurus tak terurus, tak sayang kuambil sedikit ikan belanjaan yang kubawa, lalu kuberikan pada kucing itu.
Biarlah kucing-kucing cantik keturunan luar sudah banyak yang menyayangi, aku memilih kucing kampung untuk kupelihara, dan sedikit berbagi dengan kucing-kucing yang berkeliaran diluar sana

Minggu, 18 Januari 2015

Ingin Lebih Baik Lagi Ketika Bertambah Usia

Momen ulang tahun selalu menjadi momen yang tepat untuk melakukan tafakur atau kontemplasi.
Sejenak mengambil jarak dengan riuhnya hiruk pikuk rutinitas, agar bisa melakukan perenungan yang mendalam.
Seiring dengan pertambahan usia, setiap orang selalu ingin melakukan perbaikan dalam hidupnya, demikian pula aku.
Di usia yang sudah setengah abad, tentunya ulang tahun tidak harus diryakan denngan berwewah-mewah, berhura-hura.
Di sepanjang kehidupan, perayaan ulang tahunku, mungkin tidak banyak dilakukan. Meskipun ibuku dididik di lingkungan budaya Barat, beliau tidak membiasakan perayaan ulang tahun yang ramai, kecuali saling memberikan hadiah sebagai support dan juga doa bersama.




Demikian juga saat usia setengah abad ini, hari lahir dirayakan dengan bersyukur dan acara berkumpul keluarga saja.
Bersyukur dan senantiasa bersyukur atas segala karunia yang dilimpahkan oleh Tuhan, Allah SWT Pemilik semesta ini, karena dengan kehendak NYA pula aku masih merasakan segarnya embun di pagi hari, merasakan hangatnya mentari dan menyelami samudera kehidupan ini.
Kadang-kadang, ketika merasakan dengan sadar segala aktifitas yang bisa kulakukan dengan kesehatan yang penuh, ada rasa tidak percaya

Masih sangat jelas terbayang dalam ingatanku, bagaimana tujuh tahun yang lalu aku pernah dipandang oleh seorang dokter dengan pandangan seperti sedang memandang sosok yang hampir meninggal. Dengan sikap dingin dokter itu mengatakan bahwa sakitku sudah parah, kemungkinan kecil akan bisa sembuh, dan banyak hal lagi yang semuanya serba tidak enak didengar sat itu.
Alhamdulillah, Allah SWT berkehendak lain, aku masih diijinkan menghirup udara segar di dunia ini, setelah melewati pembedahan di ruang operasi dan  serangkaian perawatan.

Maka itu, momen ulang tahun menjadi sangat istimewa bagiku, karena selalu ingat saat-saat kritis dimana aku divonis tak bisa sehat.
Sehingga sejak itu, saat ulang tahun   selalu menjadi tonggak bagiku agar selalu melakukan yang terbaik dalam hidup, dalam hal apapun.
Beberapa cara yang aku lakukan diantaranya
  • Selalu menjaga dan menjalin silaturahmi dengan sebanyak mungkin orang tanpa memandang latar belakang kehidupan mereka
  • Banyak melakukan asah rasa, dengan mengambil pembelajaran hidup dari siapa saja, ya siapa saja, baik suami,  keluarga, dan siapa saja yang kutemui. Baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
    Terus melapangkan hati agar selalu bisa merenungi semua yang terjadi
  • Melakukan asah fikir, agar bisa menambah ilmu dan wawasan meskipun usia terus bertambah
Keinginan saat bertambah usia, tidak terlalu muluk, selain ingin menambah kebaikan di segala hal, ingin selalu lebih baik dari waktu ke waktu.
Selain itu, ingin terus memberi kepada siapa saja, memberi bukan selalu berarti memberi materi, karena  memberi juga memiliki arti yang sangat luas. Bisa memberikan ilmu, pengetahuan, memberi perhatian kepada yang membutuhkan, terutama orang-orang yang berada didekatku.
Ingin juga lebih mempunyai manfaat pada siapa saja, di kehidupan ini. semaksimal yang bisa aku lakukan, ingin memberi manfaat.


logo


Karena sebaik-baik orang adalah yang banyak manfaatnya bagi kehidupan, dan setinggi-tinggi kebahagiaan adalah memberi.
Memberi, karena aku suka menulis, juga ulang tahun kali ini aku memiliki keinginan untuk bisa lebih produktif lagi dalam menulis, dengan harapan, yang aku tulis memberikan manfaat kepada siapa saja.
Ulang tahun, adalah keinginan untuk selalu mempersembahkan yang lebih baik dan lebih baik lagi  pada kehidupan.