Apa itu narsis? Ada tidak yang pernah bertanya begitu? kemungkinan jawabannya adalah tidak,. Kata-kata ini begitu populer. Sejak orang tua, lelaki, perempuan, remaja, anak-anak. Banyak hal yang dikaitkan dengan kata narsis itu, meskipun kadang-kadang tidak tepat benar penggunaannya.
Narsis, nyaris menjadi idiom di jejaring sosial, ejaan yang benar adalah Narcis
Kebanyakan, kata narsis dikaitkan dengan peristiwa saat seseorang sedang berfoto lalu di upload di media sosial, maka akan muncul komentar narsis.
Lalu apa itu narsis ? tulisan ini akan sedikit berbagi riwayat narsis, agar kita bisa menjelaskan apa yang kita ucapkan. atau kita memahami apa yang kita lakukan. Sehingga kita tidak sekedar ikut-ikutan, tetapi tahu betul akan apa yang kita ucapkan dan kita lakukan.
Riwayat Narsis
Dalam mitologi Yunani, ada sepenggal kisah yang menceritakan seorang pemuda yang tampan bernama Narcissius, yang lahir dari seorang bidadari bernama Liriope sedangkan ayahnya adalah seorang Dewa sungai yaitu Chepissus. Saat Narcissus masih kecil, seorang tukang nujum meramal, bahwa anak mereka akan berumur panjang, dengan satu syarat yaitu anak itu tidak boleh melihat wajahnya sendiri.
Dikisahkan jika Narcissus memiliki wajah yang tampan, sangat rupawan, sehingga ketampananya terkenal di seluruh penjuru hutan, yang menyebabkan seluruh peri hutan jatuh cinta pada Narcissus. Bahkan para dewapun yang notabene bukan perempuan, menyukai dan mengagumi ketampanan Narcissus. Menyadari jika wajahnya rupawan dan menjadi kekaguman serta dambaan banyak dewa dan peri hutan, muncullah rasa sombong dan angkuh di hati Narcissus. Dia merasa hanya dia sajalah yang tampan di hutan itu
Salah satu peri hutan yang jatuh cinta melihat ketampanan Narcissus adalah Echo. Echo adalah seorang peri hutan yang berwajah cantik jelita, menawan hati siapapun yang memandangnya.
Echo, jatuh cinta pada Narcissus, begitu dia melihat Narcissus pertama kali saat Narcissus sedang berjalan-jalan di hutan. Begitu tertawan hati Echo, sehingga Echo terus saja mengikuti kemana saja narcissus melangkahkan kaki. Lama kelamaan, narcissuspun menyadari jika ada yg mengikuti langkahnya, kemana dia pergi. Narcissuspun lantas berteriak.
"Siapa mengikuti aku?", sedangkan Echo, peri cantik tetapi tak bisa bicara, kecuali hanya mengulang kata terakhir yang di dengar hanya bisa menjawab "Mengikutiku".
"Ayo keluar!, siapa dirimu!" kata Narcissus
Munculah Echo yang berlari kecil mendekat ke arah Narcissus.
Namun, wajah jelita peri Echo tidak bisa menundukkan hati Narcissus yang sangat keras dan sombong.
Bahkan melihat kilatan cinta di mata Echo, Narcissus justru semakin besar kepala dan angkuh karena Echo yang cantikpun juga tergila-gila padanya, seperti para peri hutan yang lain. Kesombongan itu membuat Narcissus dengan pongahnya mengusir Echo.
"Pergi kamu!, aku tak menyukaimu, cepat pergi, peri bodoh!.
"Peri bodoh", echo mengulang kata itu, dengan hati yang perih, air matanya menetes deras membasahi wajahnya.
Kejadian itu diketahui oleh Dewi Nemesis ( versi lain menyebut Dewi aprodhite ), yang merasa iba dengan kesedihan peri Echo, maka Nemesipun mengutuk Narcissus, bahwa Narcissus suatu saat akan jatuh cinta pada wajahnya sendiri.
Kutukan itupun terjadilah, satu saat Narcissus akan memlepas dahaga di sebuah telaga kecil ditengah hutan. Dijumpainya sebuah telaga yang bening, permukaannya telaga itu tenang, bagaikan cermin yang memantulkan seluruh isi angkasa dengan sempurna. Di kebeningan telaga itulah, Narcissus melihat bayangan wajahnya. Narcissus kaget dan terpesona, melihat wajah yang sangat tampan di telaga itu, tanpa menyadari bahwa itu adalah wajahnya sendiri. Narcissus seperti tak pernah bosan memandangi wajah itu, berusaha menyentuh wajah itu, namun bayangan itu juga melakukan hal yang sama, menyentuhnya.
Narcissus menunduk, dengan maksud akan mencium atau memeluk wajah itu, tetapi lagi-lagi bayangan itu melakukan hal yang sama. Dilakukannya berulang-ulang, berkali-kali, tetapi tetap saja, wajah dalam telaga itu selalu mengikuti apa yang dilakukannya, sehingga membuat Narcissus nyaris putus asa.
Rasa penasaran, terpesona, suka bercampr rasa kesal membuat Narcissus tak mau meninggalkan telaga itu. Dia hanya berlutut memandang pantulan wajah yang tampan itu yang tak lain adalah wajahnya sendiri. Dari waktu ke waktu, Narcissus masih berada di telaga itu sehingga tubuhnya semakin melemah, sampai pada kematiannya.
Peri Echo sangat bersedih sehingga tak mau meninggalkan jasad Narcissus dan menangisinya siang malam hingga tertidur. Saat terbangun jasad.Narcissus sudah lenyap, hanya ada sekuntum bunga, bunga Narsis atau dalam bahasa latin, bunga Amararylidaceae, sebagai simbol bunga kematian oleh bangsa Yunani.
Peri Echo akhirnya melangkah tak menentu di dalam hutan hingga dia lenyap bak ditelan hutan.
Jadi apa itu narsis? adalah dianalogikan dengan bentuk kecintaan dan kebanggaan yang berlebihan pada diri sendiri.
Dalam psikiatri Freudian dan psikoanalisis, terminologi Narcissism merujuk pada kadar self-esteem yang berlebihan yaitu sebuah kondisi yang umumnya adalah bentuk ketidakmatangan secara emosional.