Kamis, 10 Maret 2016

Pola Makan Sehatku

Siapa sih yang tidak takut mendengar kata kanker? bayangan mengerikan selalu mengikuti saat menyebut penyakit yang satu itu.
Akupun tak pernah menyangka jika akhirnya aku menjadi seorang survivor setelah beberapa tahun silam melakukan tindakan pengangkatan tumor di salah satu bagian tubuhku.

Pada awalnya, ketakutan dan kecemasan sering mendatangi perasaan, karena begitu banyaknya info tentang bagaimana bahayanya penyakit kanker ini. 
Namun seiring dengan pergantian waktu, ada hikmah tersendiri, justru karena aku pernah melakukan operasi tumor -- yang ditengarai sebagai tumor ganas --..

Salah satu hikmahnya adalah aku menjadi lebih peduli pada info-info seputar kesehatan, terutama yang berhubungan dengan penyakit, terutama lagi penyakit tumor, kanker dan penyakit-penyakit degeneratif. Kan usiaku sudah tak muda lagi, hehehe.

 sel kanker yang memindai

Perawatan Pasca Operasi

Aku ingat, ketika aku operasi penyakit yang demikian serius aku masih buta sama sekali tentang hal-hal yang berkaitan dengan sakit tumor itu.

Beberapa kawan memberikan support dan saran, bahwa pasca operasi tumor, sebaiknya banyak konsumsi yang memiliki antibodi yang tinggi, antioksidan tinggi, dan saran lain yang berhubungan dengan stamina.

Beberapa bulan pasca operasi, aku meningkatkan porsi makanku. kalau sebelumnya aku sering malas untuk makan, maka sejak itu aku menjaga betul agar bisa makan sesuai kebutuhan, agar asupan protein dan gizi terpenuhi.

Awalnya aku banyak konsumsi makanan yang kandungan karbohidratnya tinggi seperti kentang goreng, roti dan kue-kue, dan tentunya nasi dengan porsi yang aku banyaki. bahkan beberapa bulan sesudahnya mengalami pertambahan berat badan.

Ternyata pemahaman itu keliru, karena untuk mendukung stamina tubuh, bukan hanya karbohidrat yang berperan, melainkan juga berbagai asupan nutrisi.

Pola Makanku

Untuk seratus persen menjauhi makanan yang 'terlarang' untuk penyintas tumor dan kanker, aku memang belum bisa, namun aku sudah mencoba menerapkan pola makan sehat, terutama saat berada di rumah, dimana kita bebas mengatur menu kita.

Pola makan yang aku usahakan untuk aku lakukan adalah:
  •  Bangun tidur minum segelas air hangat dengan perasan jeruk lemon.
  • Sarapan buah-buahan, hingga waktu makan siang tiba.
  • Makan nasi beras merah atau nasi beras hitam, sesekali nasi jagung kalau ada.
  • Memperbanyak asupan air ke dalam tubuh.
  • Memperbanyak konsumsi buah dan sayuran.
  • Mengkonsumsi mentah untuk sayuran yang bisa dikonsumsi mentah
  • Banyak mengolah makanan dengan dikukus atau direbus, baik untuk sayuran, lauk ataupun kudapan.
  • Menjauhi makanan dengan bahan dasar terigu


Tumis Daun Kencur

Sebagai penyintas, memang lebih baik berusaha ketat dan keras terhadap diri sendiri, karena kalau bukan kita sendiri, siapa lagi yang ahrus memperhatikan makanan kita.

Bukankah nasi merah itu kaku? anyep? keras? nggak enak?, pertanyaan-pertanyaan semacam itu sering muncul dan dipertanyakan kepadaku.

Bahkan keponakanku, selalu mengatakan"ih, bude, belatung kok dimakan", hehehe. Dalam pandangannya, nasi merah itu kaya belatung.

Mungkin dahulu, kalau makan aku akan mendahulukan rasa enak terlebih dahulu. Namun, sebagai penyintas dan seiring bertambahnya usia, aku mulai tidak lagi menggunakan ukuran enak dan tidak enak untuk urusan makan, meskipun tidak selalu begitu juga.

Apakah aku tidak suka makanan enak? suka dong, bohong kalau aku bilang aku nggak suka makanan enak. Apakah aku nggak suka gorengan? sambil nyeplus cabe rawait? suka sekali lah, siapa sih yang mampu menahan diri dari godaan gorengan?
 Ayam Masak Pindang

Hanya, apa sih di dunia ini yang lebih penting dari kesehatan? menurutku kok nggak ada. Menurutku, kesehatan adalah harta yang paling berharga, bahkan tak ada bandingannya.

Dengan badan yang sehat, kita nyaris bisa melakukan apa saja, kita bisa bergerak,melangkah, berlari, sekalipun situasi dan kondisi kita tidak berlimpah harta.

Sebaliknya, sekalipun kita berlimpah kenikmatan harta, namun jika kita tak sehat, maka kenikmatan itu tentu tak akan bisa dinikmati.

Maka aku lebih suka memilih tak enak di lidah tak apa, tetapi semoga membuat badan menjadi lebih sehat, karena dengan badan sehat, semoga bisa lebih bermanfaat bagi orang lain.

Resep tumis daun kencur

Daun kencur ini meskipun aromanya khas, saat menemukan di Bogor, aku langsung menyukainya. Rasa pedas khas rempah memang terasa, tapi efek hangat di badan terasa sekali, setelah menyantap masakan daun kencur. Saat kita mengunyahnya, terasa kretes-kretes dari batangnya.

  1. 1 Ikat daun kencur muda, cuci bersih, iris sesuai selera. Di resep ini, daun kencur aku  iris tipis.
  2. 1 ons teri Medan
  3. 4 buah cabe merah 
  4. 4 siung bawang merah
  5. 2 siung besar bawang putih
  6. 1  batang sereh
  7. Garam dan sedikit gula pasir
  8. Satu sendok makan minyak untuk menumis
  9. 1 sendok sayur air untuk meratakan bumbu
Cara memasak
  1.  Iris cabe, bawang merah, bawang putih, lalu ditumis
  2. Setelah muncul aroma harum, masukkan sere yang sudah digeprek
  3. Masukkan daun kencur, tumis hingga matang atau sesuai selera
  4. Masukkan  air, garam dan gula
  5. Diamkan sebentar agar bumbu rata, lalu angkat
  6. Tumis siap disantap bersama nasi.
Catatan;
  • Bagi yang suka pedas, akan lebih nikmat bila  ditambahkan cabe rawit
  • Tingkat kematangan juga sesuai selera masing-masing, ada yang suka setengah matang, ada yang memilih sampai matang benar.
  • Sereh selalu aku gunakan setiap kali mengolah masakan ikan, selain aromanya harum, sere menetralisir aroma amis ikan.

4 komentar:

  1. tumis daun kencur? saya blm pernah masak daun kencur, rasanya gimana mba?

    BalasHapus
  2. Sehat sehat terus dirimu ya Mbak sayaaang. btw aku juga masih pinisirin ama daun kencur ini.Pengen deh urap atau tumisan daun kencur. Sayang di sini nggak ada yang jual dan mau nanem juga aku lagi kumat malesnya. Ha..ha... stay helathy ya mbakkk :) Muah...muahh

    BalasHapus
  3. aku masih banyak makan karbohidrat nih mbak, makanya gendut deh, harusnya dikurangi ya

    BalasHapus
  4. kerasa banget ya mba pentingnya makan sehat kalo udh ngerasain masuk RS,
    sy masih berantakan pola makannya, maklum anak kos :(

    BalasHapus