Senin, 21 Maret 2016

Memahami Penyayang Satwa

Pernah nggak baca kalimat seperti ini, "baik-baik ya nak, semoga cepet sehat", atau "gantengnya kamu", atau " jangan nakal ya", atau lagi "baik-baik ya, sama keluarga barumu". Tentu sering kita baca kalmat seperti itu, di media sosial kita.

Sepintas, kita tentu akan menyangka ucapan itu ditujukan pada seorang anak kan?, entah itu anak kita, atau anak saudara kita. Tapi apa kata kamu kalau ternyata ucapan itu ditujukan untuk anak-anak berkaki empat?.

Nah, kaki empat? kaki empat kan..? kok dipanggil nak?. Yups, bener, kaki empat adalah satwa, atau hewan, atau binatang, hehehe. Lalu, tentang panggilan itu?.

Menampung Satwa

Berinteraksi dengan banyak orang, di media sosial, seperti facebook, kita akan ketemu dengan berbagai tipe orang. Diantara banyak orang itu, dengan berbagai profesi, berbagai aktifitas yang mungkin belum pernah kita jumpai sebelumnya.

Nah, begitu pula dengan aku, sejak sering berselancar di media sosial, bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang, yang setelah saling kenal, saling tahu kegiatan masing-masing.

Diantara banyak kawan di facebook misalnya, aku berteman dan berinteraksi cukup intens melalui chat dengan kawan-kawan penyayang satwa, baik itu kucing maupun anjing.

Mungkin karena aku penyayang kucing, tidak sulit bagiku untuk komunikasi dengan mereka. Sebagai penyayang kucing, tidak sulit memahami bagaimana kawan-kawanku begitu menyayangi kucing mereka, atau anjing mereka.
 Usil

 Handsome

Ada yang memelihara kucing, ada yang memelihara anjing. Ada yang membesarkan kucing dan anjing secara bersamaan hingga tumbuh besar, dan kedua satwa yang dikenal saling bermusuhan itu, bisa hidup rukun, damai, bahkan saling bercanda.

Salah satu kawan di facebook bahkan hampir setiap hari menyelamatkan satwa terlantar dari jalanan, terutama kucing, hingga akhirnya kucing dirumahnya jumlahnya mencapai puluhan. 

Aku juga punya kawan facebook, seorang ibu yang cantik, anggun, yang begitu peduli pada anjing, bahkan memiliki semacam asrama bagi anjing yang teraniaya. Misalnya anjing yang diternakkan tanpa batas, anjing yang terjebak di lubang tak ada yang menolong, anjing yang ditinggal pemiliknya tanpa makan dan minum, anjing-anjing yang nyaris dikonsumsi dan sebagainya.

Pada umumnya, para penyayang kucing dan anjing ini berhimpun dalam sebuah komunitas, sehingga ketika ada info tentang nasib malang yang menimpa satwa, maka secepatnya informasi akan tersebar, dan mereka akan melakukan koordinasi untuk menyelamatkan satwa itu.

Aku pernah mengunjungi rumah salah satu kawan facebook di satu tempat, karena status-status di facebooknya sering menceritakan bahwa dia menampung kucing hingga puluhan. Aku kesana karena penasaran bercampur kagum, salut dan ingin menyampaikan apresiasi

Tujuhpuluh Ekor

Jedeeer, tujuhpuluh ekor. Kaget ya? hehehe, sama aku kaget pada awalnya kaget, tidak menyangka, bingung, kok bisa ya? ternyata bisa. Hebatnya, semuanya dikasih nama, dan beliau ini hafal nama kucing-kucingnya itu.

Setelah kenalan ulang, kami ngobrol tentang bagaimana kawanku ini memelihara satwa, sejak awal memelihara hingga saat ini. berbagai kisah suka dan duka saat memelihara, mewarnai ceritanya. 

Saat aku berada di rumah temanku itu, aku saksikan bagaimana dia begitu telaten dan penuh kasih sayang mengobati kucing yang sedang sakit, memberikan asupan vitamin, dan menjaga bak makanan harus selalu penuh.

Bagaimana dia harus melarikan kucingnya ke doterhewan segera, saat kucingnya sakit parah, bagaimana dia sering menemukan kucing-kucing kecil yang terlantar di jalanan, menjadi cerita yang tak terpisahkan dari kehidupan sehar-hari dia.

Sukanya, tentu saja banyak, karena memang dia menyayangi satwa. Sorot matanya yang berbinar bahagia saat menceritakan lucu dan manisnya 'anak-anak'nya dan kesedihan saat menceritakan kucingnya  yang bernasib malang, silih berganti mengalir dari bibirnya.

Ibu ini hidup dengan suami dan anak-anaknya, dan mereka sekeluarga memiliki sifat yang sama, menyayangi anak-anak bulu, anak-anak kaki empat tersebut. Rumah yang dihuninya berdampingan dengan rumah yang khusus diperuntukkan untuk anak-anak bulunya. 

kenangan 

 Hangat


Mencoba Memahami

Aku mencoba untuk memahami, sebenarnya apa sih yang ada di hati para penyayang satwa itu? termasuk perempuan yang ada didepanku saat itu?

Kenapa mencoba? Karena bagi sebagian orang tentu mengherankan, orang Jawa bilang, legan golek momongan, hehehe. Bukankah lebih baik menolong manusia? bukankah waktu dan tenaga digunakan untuk yang lebih bermanfaat? apa untungnya menolong dan menyelamatkan satwa? dan berbagai kenapa-kenapa laiinya.

Aku mencoba memahami, dan belajar banyak dari mereka, baik yang face to face maupun lewat chat di media sosial. Banyak sekali kisah heroik yang dilakukan mereka, agar para anak kaki empat ini mendapatkan kehidupan sebagaimana layaknya makhluk.

Mencoba memahami, bahwa mereka-mereka ini memang orang-orang yang peduli pada nasib satwa ini, dengan landasan rasa kasih sayang, tak lebih dan tak kurang.

Tanpa landasan kasih sayang, menyelamatkan, menampung dan merawat satwa, terlebih dalam jumlah besar, bukan perkara mudah. Tanpa landasan rasa kasih tentu akan menjadi sebuah pekerjaan yang berat dan sulit.

Rasa kasih sayang dan cinta hakikatnya tak mengenal sekat atau batas. Bagi mereka penyayang satwa, satwa itu juga makhluk hidup penghuni semesta yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Karena memang kucing dan anjing itu, hanya akan bisa hidup dengan belas kasihan manusia.

Mereka berbeda dengan orang-orang yang hanya menyukai saja pada satwa, karena yang hanya menyukai satwa, tentu menganggap satwa itu sebagai barang yang boleh dimiliki, nyaris beda tipis dengan kepemilikan terhadap mainan.

Mencoba memahami, belajar dan mengambil nilai-nilai positif lebih nyaman dibanding mempertanyakan dan mencela dengan asumsi yang tak produktif. Yuuk, belajar menyayangi satwa/
Para penyayang satwa ini, adalah orang-orang yang memiliki rasa jiwa yang lapang dan luas, karena kalau tidak, apaapa yang mereka lakukan itu menjadi terasa berat.

Dari mereka-mereka ini, aku belajar bagaimana sesungguhny rasa sayang itu sangat luas, tak mengenal batas, bahwa berbuat baik dan peduli itu sesungguhnya sangat luas. Aku hanya bisa melakukan sedikit dibandingkan dengan mereka.

Kepedulian, empati, rasa kasih, sayang tidak hanya kepada manusia saja, melainkan kepada seluruh penghuni semesta ini, tak terkecuali.

Terlepas bahwa aku belum mampu melakukan seperti mereka-mereka itu, aku menyimpan kekaguman, menyimpan rasa salut sekaligus berterimakasih, karena mereka adalah orang-orang yang rajin menaburkan benih-benih kasih di alam ini. Bagiku, mereka-mereka adalah sosok inspiratif.

8 komentar:

  1. ternyata mbak nefer pecinta kucing ya

    BalasHapus
  2. kami sekeluarga pecinta kucing Mbak, tapi beberapa bulan yang lalu kucing peliharaan kami mati, hiks :(

    BalasHapus
  3. Di rumah kami juga ada kucing Mak Nef
    Yang dulu, mati saat ibu mertua meninggalkan kami untuk selamanya
    sekarang ada si kunput, luucu juga meski anak saya suka kewalahan dan kena cakarnya. Hehe!

    Btw. di kampung saya ini bukan hanya kucing binatang yang kami sayangi
    tapi ada juga ikan, ayam, kambing dan Sapi
    Sementara di halaman rumah kami yang banyak pohon, banyak juga hewan yang suka turun dan kami sayangi juga
    seperti tupai, burung hantu, serangga, dan sebagainya.
    Sampai ular dan Katak juga ada, hihihi...

    BalasHapus
  4. aku suka kucing mbak tapi belum pernah meliharanya, aku lebih milih kelinci untuk dipelihara soale diambil pupuknya, kucingnya lucu2 banget, gemez

    BalasHapus
  5. kucingnya lucu2, saya juga sangat sayang dengan hewan mbak :)

    BalasHapus
  6. Untuk perawatannya, seperti memberi makanan serta vitamin yang baik untuk si kucing. Mbak gimana cara mengaturnya, saya kepengen tahu mbak. Soalnya kucing saya di rumah berbeda dengan kucingnya mbak yang gemuk dan bulunya lebat. Kasih Solusi atau Saran buat saya mbak, biar kayak mbak. :D

    BalasHapus
  7. Kalau pecinta satwa biasanya pecinta manusia juga
    tapi kalau sebaliknya belum tentu

    BalasHapus
  8. Aku pecinta kucing jg mbak. Anak lanang berkaki empatku skr udah umur 6th aku temukan sejak bayi n jd anakku sejak itu skr audah beranak pinak anaknya aja ada 13 ekor. Ada yg mati ada jg yg diadopsi. Dirumah skr ada 3 kucing besae 5 baby kittens. Begitulah ramenya rumah kami mbak :)

    BalasHapus